- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Padahal Dibaca Setiap Hari, Katanya Doa Makan ‘Allahumma Bariklana’ Haditsnya Dhaif? Ustaz Adi Hidayat Jawab Tegas, Ternyata…
tvOnenews.com - Sejumlah orang mengatakan doa makan ‘Allahumma Bariklana’ haditsnya dhaif, memangnya benar? Ustaz Adi Hidayat berikan penjelasannya.
Dalam agama Islam, setiap umat muslim diajarkan untuk selalu membaca doa sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Salah satu doa yang kerap diucapkan sehari-hari yaitu doa makan. Doa ini sebagai bagian dari adab yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.
Namun, sebagian orang menyebutkan bacaan doa makan ‘Allahumma Bariklana’ itu hadits yang dhaif, apakah benar?
Dalam satu kajiannya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan tentang hadits doa makan.
Seperti apa penjelasan Ustaz Adi Hidayat mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
Rasulullah SAW bersabda, membaca doa dan makan dengan tangan kanan adalah adab,
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ . فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِى بَعْدُ
Artinya: “Sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang ada di hadapanmu, maka seperti itulah gaya makanku setelah itu," (HR. Bukhari no. 5376 dan Muslim no. 2022)
Pada umumnya, doa makan yang kerap dibaca yaitu ‘Allahumma Barik Lana Fima Razaqtana Waqina Adzabannar’.
Ustaz Adi Hidayat. (Ist)
Rasulullah SAW mengajarkan hadits panjang di Muwatta Imam Malik kepada Ali bin Abi Thalib.
“Bagaimana isinya, kalau engkau mau makan, Bismillahirrahmanirrahim, Allahumma baarik lana fiima rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannar. Hadits itu shahih bahkan ada yang lebih panjang lagi,” jelas Ustaz Adi Hidayat pada tayangan YouTube Budi Priyatno.
Lantas bagaimana munculnya penjelasan yang menyebut hadits itu dhaif?
Menurut Ustaz Adi Hidayat, pernyataan ini berasal dari orang-orang yang keliru dalam membaca kitab.
“Dibaca kitab Syaikh Al Albani, pembahasan nomor 6.390, dimana pembahasan itu tentang hubungan suami istri,” ungkap Ustaz Adi Hidayat.
“Jadi ada hadits dhaif berbunyi begini, kalau ada seorang suami istri berhubungan, yang sebelum berhubungan suami istri dia membaca ‘Allahumma baarik lanaa fiimaa rozaqtanaa wa qinaa ‘adzaa bannar’, maka anak yang lahir tidak disentuh oleh setan, itu haditsnya,” sambungnya.
Hal ini yang menyebabkan banyak orang menganggap hadits doa makan menjadi dhaif, padahal konteks penjelasannya berbeda.
“Jadi hadits makanan terpisah dengan hadits yang tadi, yang satu dhaif dan yang lainnya shahih, itu yang penting saya luruskan,” pungkasnya.
Rasulullah SAW juga menyarankan untuk membaca doa setelah makan, sebagaimana disebutkan dalam hadits:
Rasulullah SAW bersabda,”Jika selesai makan, hendaklah ia mengucapkan: Alhamdulillahilladzi ath’amana wa saqoonaa wa ja’alanaa minal muslimiin,”
Artinya: ”Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan telah memberi kami minum, dan menjadikan kami termasuk orang yang patuh,”. (adk/kmr)