- dok.kolase tvonenews.com
Bakal Rugi Besar kalau Punya 2 Sifat Ini, Bisa Menggugurkan Amal dan Ibadah yang Dijalankan Kata Ustaz Adi Hidayat
Jakarta, tvOnenews.com-- Ustaz Adi Hidayat menyampaikan bakal merugi kalau seseorang memiliki 2 sifat ini. Sekalipun menunaikan ibadah bisa saja pahalanya tidak full (penuh).
Umat muslim punya kewajiban untuk menjalankan ibadah, seperti shalat (fardhu). Dengan 2 sifat tersebut, disampailan bisa mengurangi pahala bahkan ibadah yang dijalankan wajib ataupun sunnah menjadi sia-sia.
Hal ini sebagaimana disampaikan Ustaz Adi Hidayat dalam ceramahnya, disiarkan dalam YouTube Audio Dakwah dikutip Minggu (8/12/2024).
Padahal ibadah yang dijalankan untuk menambah pahala yang bisa mengantarkan ke Surga-Nya.
Dalam ceramahnya, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan ada 2 dan harus sadar diri. Juga bisa mencegah kerugian tersebut.
Menurut Ustaz Adi Hidayat kedua sifat tersebut, ternyata disebut dalam Al Quran yang wajib dihindari oleh umat muslim, yaitu Fahsya dan Munkar.
Lebih lanjut, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan maksud dari kata Fahsya dalam Islam. Sifat ini memiliki makna perilaku buruk karena hawa nafsu.
"Mohon izin kalau kata Quran orang yang tidak baik itu cirinya ada dua sumbernya. Pertama fahsya atau yang kedua munkar," ujar Ustaz Adi Hidayat.
"Fahsya itu keburukan yang diingkari oleh hati sumbernya dari syahwat ya, seoerti kata-kata jorok kotor, pornografi, pornoaksi, LGBT itu fahsya," jelas.
Kemudian, untuk sifat kedua disampaikan Ustaz Adi Hidayat yaitu munkar.
Gambarannya, jika seseorang menyukai hal-hal bertentangan dengan aturan agama Islam, seperti hamer, judi online, korupsi dan sebagainya.
Kendati demikian, Ustaz yang akrab disapa UAH ini menegaskan kalau ada orang ibadahnya rajin, dan shalat taat dipastikan terhindar dari perbuatan buruk.
Sehingga kalau ada orang ibadah rajin tapi dia melakukan 2 sifat tersebut, dipastikan karena ada yang salah dengan shalat atau ibadahnya.
Sebagaimana, disampaikan Allah SWT dalam firman-Nya, sebagai berikut:
اُتْلُ مَآ اُوْحِيَ اِلَيْكَ مِنَ الْكِتٰبِ وَاَقِمِ الصَّلٰوةَۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ
Utlu mā ūḥiya ilaika minal-kitābi wa aqimiṣ-ṣalāh(ta), innaṣ-ṣalāta tanhā ‘anil-faḥsyā'i wal-munkar(i), wa lażikrullāhi akbar(u), wallāhu ya‘lamu mā taṣna‘ūn(a)
Artinya: "Bacalah (Nabi Muhammad) Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu dan tegakkanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Sungguh, mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya daripada ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
"Munkar keburukan yang diingkari oleh hati sumber dari perut dan akal, kaya mencuri, munkar juga korupsi, temannya berselisih itu munkar, merampok itu munkar," jelas Ustaz Adi.
"Jadi demi Allah saya katakan orang Yang Salatnya bagus orang yang shalatnya baik akan terhindar dari sumber-sumber keburukan. Jadi mustahil ada orang yang shalat bisa mencela, mustahil karena dia yang nyambung (terhubung) dengan Allah," jelas Ustaz Adi.
"Maka saat ia akan bicara karena dia dekat dengan Allah SWT, merasa dilihat diawasi oleh Allah dia akan memilih kosakata yang senang disukai oleh Allah subhanahu wa ta'ala," pesannya.
Sebagaimana dipahami, dalam Islam dianjurkan banyak berdiam diri dan apabila berbicara, selalu menyampaikan hal yang baik dan terpuji.
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, hendaklah ia berbicara dengan yang terbaik atau berdiam diri," (HR. Muslim, 173). (Klw)
Waallahualam