Buya Yahya ingatkan untuk tidak merendahkan orang lain.
Sumber :
  • Kolase tvOnenews.com

Berkaca dari Gus Miftah Mengolok Pedagang Es Teh saat Berdakwah, Buya Yahya Ingatkan Tidak Lakukan Hal ini: Akhlak Apa Itu?

Senin, 9 Desember 2024 - 23:12 WIB

tvOnenews.com - Seorang pendakwah kondang, Gus Miftah kembali menjadi sorotan usai mengolok-olok seorang pedagang es teh, Buya Yahya ingatkan hal ini.

Miftah Maulana atau Gus Miftah menjadi sorotan usai viralnya sebuah video yang memperlihatkan dirinya berkata kasar kepada pedagang es teh.

Momen tersebut terjadi saat Gus Miftah memimpin pengajian di Magelang, kemudian ia memanggil seorang pedagang es di tengah para jamaah sedang menjual dagangannya.

Saat itu, Miftah Maulana mengungkapkan candaan dengan mengolok pedagang es tersebut sehingga membuat tensi publik meningkat.

Ditambah lagi dengan jejak digital Gus Miftah lainnya yang pernah mengolok seniman senior, Yati Pesek.

Akibat dari aksinya tersebut, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Ora Aji ini memutuskan untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Utusan Khusus Presiden.

Berkaca dari kasus tersebut, Buya Yahya mengungkapkan untuk jangan membiasakan guyonan dengan merendahkan orang lain.

Seperti apa penjelasan Buya Yahya mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini. 


Gus Miftah mengolok seorang penjual es teh. (kolase tvOnenews)

Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube Buya Yahya, pengasuh Ponpes Al Bahjah ini mengungkapkan umat muslim tidak boleh merendahkan orang lain, meskipun itu guyonan.

“Jangan biasa merendahkan orang lain, guyonan-guyonan yang merendahkan itu adalah bukan akhlaknya orang yang mulia,” ungkap Buya Yahya pada tayangan YouTube miliknya.

Tindakan tersebut membuat wibawa seseorang jatuh bahkan tidak lagi mulia dihadapan orang lain, apalagi dihadapan Allah.

Sebab, merendahkan orang lain tidak pernah ditunjukkan oleh Rasulullah SAW, meski dirinya memiliki derajat yang tinggi.

“Tidak boleh merendahkan orang lain, bukan caranya Nabi. Nabi tidak pernah merendahkan orang lain, padahal Nabi sangat tinggi pangkatnya, sangat mulia,” ujarnya.

“Kita ini siapa kok berani merendahkan orang itu, Akhlak apa itu?” sambungnya.

Bahkan, Imam Ghazali pernah mengatakan bila seseorang memiliki nasib buruk hari ini, belum tentu akan mengalami nasib yang sama keesokan hari.

“Orang itu memang jelek hari ini, tapi bisa saja esok hari menjadi lebih bagus dari saya,” kata Buya Yahya menirukan kata Imam Ghazali.

Maka, Nabi dalam dakwahnya memandang semua umatnya dengan pandangan cinta dan kasih sayang.

“Dalam mengajak kebaikan dengan dakwahnya Nabi adalah memandang mereka dengan pandangan cinta dan kasih sayang bukan dengan pandangan merendahkan,” jelasnya.

Dirinya memberikan contoh seorang guru atau ustaz tidak boleh berdakwah kepada muridnya dengan pandangan merendahkan.

“Seorang ustaz memandang jamaah murid dengan pandangan merendahkan, dia runtuh bukan ustaz lagi. Dia perlu belajar lagi,” imbuhnya.

Oleh sebab itu, setiap orang harus menata hatinya dengan pandangan kasih sayang dan cinta kepada orang lain, sebelum berdakwah.

“Hati perlu ditata, kalau mau mengajar orang harus memandang mereka dengan pandangan kasih sayang dan cinta,” pungkasnya. (kmr)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:26
04:29
05:19
15:39
14:16
01:59
Viral