- NU Online
Para Orang Tua Jangan Sekali-kali Punya Sifat seperti Hewan ini Penyebab Anak Makin Terlantar, Wasiat Mbah Moen
tvOnenews.com - Almarhum KH Maimun Zubair alias Mbah Moen pernah memberikan wasiat agar para orang tua tidak boleh menyimpan sifat layaknya hewan ini.
Sebagai ulama besar, Mbah Moen menganalogikan agar setiap orang tua tidak boleh menyerah dalam mendidik anak mereka. Ini menunjukkan terhindar dari sifat seperti salah satu hewan.
"Jangan cuma pasrah dengan keadaan," ungkap Mbah Moen disadur dari kanal YouTube Ngaji Bareng Mbah Kiai, Selasa (10/12/2024).
Mbah Moen mengibaratkan cara orang tua memperhatikan sekaligus memberikan pendidikan kepada anak diambil dari sebuah kalimat tidak boleh mempunyai sifat seperti hewan ayam.
Kalimat tersebut berbunyi "Dadi Wonong Ojo Koyo Pitik" sebagaimana mengandung falsafah yang dimiliki pada ayam.
- Istockphoto
Ia membagikan kalimat tersebut saat membuka sebuah usaha di bidang ternak ayam pada semasa hidupnya.
Mbah Moen sangat tidak menginginkan orang mukmin telah menjadi orang tua disarankan jangan meniru sifat dari ayam.
Pada 1978, Mbah Moen pernah menjadi seorang fakir miskin. Bahkan sulit mendapat pekerjaan kurang lebih sekitar 7 tahun.
Kebetulan, tokoh sesepuh PPP itu pernah mengenyam profesinya di dunia politik pada 1971 silam.
Ia pernah menjadi anggota DPR untuk wilayah Rembang sampai tahun 1978. Ini membuatnya terjerat dalam kesulitan ekonomi.
"Saya fakir atau miskin tahun 1978," kata dia.
Namun begitu, guru kesayangannya Gus Baha ini memang ingin berpindah profesi setelah mengenyam di dunia politik.
"Saya keluar dari pekerjaan karena saya ingin jadi kiai," ngakunya.
Saat itu, ia juga menyempatkan agar bisa memiliki usaha memelihara ayam.
Mbah Moen mengaku ada dua hikmah yang didapatkan olehnya selama ternak ayam. Lantas, apa saja?
Hikmah pertama, Allah SWT menciptakan ayam terletak pada sayapnya agar bisa terbang. Namun, hal itu tidak berfungsi dengan baik.
Di semasa hidupnya, ia tidak pernah melihat ayam mengepakkan sayap untuk terbang.
"Itu kan aneh, berarti ada sesuatu," ucapnya.
Soal hikmah kedua, Mbah Moen pernah iseng menggantikan telur ayam dengan telur dari hewan lain. Sang induk tidak menyadari anak-anaknya telah hilang.
"Saya pernah ganti dengan telur bebek, ayamnya tidak tahu. Apakah itu tidak bodoh?," tanya dia.
Ia berspekulasi ayam sebagai salah satu hewan yang memiliki kebodohan setelah mendapatkan dua hikmah selama memeliharanya.
"Karena ayam punya sayap tetapi tidak bisa terbang, yang kedua ayam tidak tahu telurnya, jika diganti," terangnya.
"Setelah menetas pun mereka tidak tahu kalau itu bukan anaknya," sambungnya menjelaskan.
Pengasuh Pondok Pesantren Al Anwar Sarang itu mendapat kesimpulan alasan bangsa Indonesia sulit maju bisa melihat perspektif sifat dimiliki oleh ayam.
"Karena para orang tua tidak tahu anak-anaknya," tegasnya.
Lebih lanjut, ia menyayangkan kebanyakan orang tua merasa cuek terhadap masa depan buah hatinya.
Padahal, pendidikan anak menjadi aspek terpenting sebagai mewujudkan agar bisa merasakan kesejahteraan dalam hidup mereka di masa depan.
"Jangan hanya berharap dari beasiswa saja," katanya.
Menurutnya, pendidikan merupakan cara agar anak mendapatkan kemuliaan. Ini tidak lepas dari peran orang tua.
"Supaya benar-benar anakmu menjadi orang dan hidup mulia, harus dididik dan diupayakan untuk pendidikan yang layak," terangnya.
Ia tidak memperdulikan derajat dari para orang tua antara kaya dan miskin. Pendidikan anak untuk menjadi pintar sebagai tugas utama mereka.
"Saya sendiri juga keturunan orang tidak punya. Mbah saya namanya Karman, tetapi Mbah saya mendidik anaknya semua dan mereka semua menjadi berhasil. Itu semua karena penuh perjuangan," ungkapnya.
"Saya dibuat pandai bapak saya, juga berhasil. Selanjutnya saya punya anak 8 orang, saya sekolahkan keluar negeri semua, saya biayai, alhamdulillah, juga terlihat hasilnya," lanjut dia.
Mbah Moen pun menegaskan para orang tua sebaiknya menjauhi sifat seperti analogi dari ayam yang sering teledor terhadap anaknya.
"Punya sayap tidak bisa terbang," imbuhnya.
"Pintarnya anak sebab dididik oleh orang tuanya, inilah Allah memberikan petunjuk. Jadi ilmu ayam jangan dipakai, yang tidak tahu anaknya dan telurnya," tandasnya.
(hap)