- kolase tim tvOnenews
Jawaban Berkelas KH Ahmad Bahaudin Alias Gus Baha Soal Gus Miftah, Murid Kesayangan Mbah Moen Itu Bilang…
tvOnenews.com - KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha yang tak lain merupakan murid kesayangan Mbah Moen kembali dikaitkan dengan Gus Miftah usai dirinya memberikan jawaban berkelas yang menyejukkan perihal guyonan terhadap seorang penjual es teh bernama Sunhaji.
Jawaban Gus baha yang diberikan dalam sebuah acara yang digelar oleh Universitas Islam Indonesia (UII) itu kemudian viral.
Adapun yang jawaban Gus Baha yang viral antara lain pesannya tentang hukum sosial.
Gus Baha mengingatkan bahwa hukum sosial itu juga berlaku bagi kekasih Allah, Nabi Muhammad SAW.
“Andai Nabi bisa terbang ke langit miraj tapi kasar tetap tidak diterima. Betapa pentingnya tata krama sosial,” katanya, jelasnya, dalam acara Ngaji Bareng bersama Prof. Quraish Shihab & Gus Baha: Memahami Al-Qur'an dengan Meneladani Rasulullah, dikutip tvOnenews.com pada Rabu (11/12/2024).
Kemudian Gus Baha mengambil contoh di Al-Qur’an Surat Ali Imran ayat 159.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِى الْاَمْرِۚ فَاِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ
Artinya: Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu. Oleh karena itu, maafkanlah mereka, mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam segala urusan (penting). Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal. (QS. Ali Imran: 159).
Maka berdasar ayat itu, Gus Baha mengingatkan bahwa meski Nabi Muhammad SAW memiliki mukjizat luar biasa. Namun tetap Allah membiarkan hukum sosial yang berjalan.
“Maka di bab sosial Allah SWT membiarkan hukum sosial yang berjalan,” jelas Gus Baha.
“Sampai Ibnu Khaldun bilang, Nabi sebagai nabi kena aturan hukum sosial, meski punya mukjizat kaya apa. Misal ketemu orang harus santun, ketemu anak kecil harus sayang, ketemu orang sepuh harus hormat,” sambung Gus Baha.
Maka bisa bayangkan jika Nabi Muhammad SAW meski bisa mi’raj ke langit namun tidak bersikap baik terhadap sesama manusia.
“Kata ibnu khaldun ini Rasulullah yang diback-up sekian alam raya, sekali melanggar tata krama sosial orang akan bubar,” sambung Gus Baha.
Salah satu bukti Allah SWT membiarkan hukum sosial terhadap Nabi Muhammad SAW berjalan adalah ketika perang.
“Nabi misal mau perang Allah SWT tiddak bilang Muhammad tenang saja nanti menang, tidak, jika begitu maka nabi nanti dikira ada jaminan,” kata Gus Baha.
“Makanya nabi pernah mengalami menang di Perang Badar, Nabi pernah mengalami kalah misal di Perang Uhud,” sambungnya.
Sementara terkait guyonan Gus Miftah yang viral, dengan gaya khasnya, Gus Baha tak mau terbawa pertanyaan yang provokatif.
“Saya ndak medsos tapi banyak yang ngadu dengan saya tentang sekian,” ujar Gus Baha.
Kemudian Gus Baha dengan gaya guyonnya mengingatkan secara eksplisit bahwa pertanyaan provokatif tidaklah perlu dijawab.
“Ini yang provokatif, semoga diampuni Allah Ta’ala,” ujar Gus Baha disambut dengan tanya seluruh hadirin.
Kemudian Gus Baha mengingatkan hal ini pernah terjadi di masa Nabi Musa As.
“Suatu saat Nabi Musa Shalat Istisqa, semua doa apa aja,” kata Gus Baha bercerita.
“Kata Allah di komunitas Anda ada yang tukang adu-adu maka kamu doa kayak apa tetap saya tidak ijabah,” sambung Gus Baha.
Lalu kata Gus Baha, Nabi Musa As meminta Allah SWT menunjukkan orang yang suka mengadu domba agar bisa diusir.
“Tunjukkan Gusti nanti akan saya usir dari majelis, jawabnya Allah, Saya orang mengharamkan namimah kalau saya nunjuk orang nammam maka saya juga nammam,” jelas Gus Baha.
“Intinya Allah mengabaikan sekian peristiwa nammam. Jadi pertanyaan provokatif itu diabaikan,” sambung Gus Baha.
Maka intinya, Gus Baha mengingatkan bahwa seorang Muslim ketika diberikan pertanyaan yang provokatif sebaiknya biarkan saja.
Sementara dalam ajaran Islam, Namimah adalah menyebutkan perkataan seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk merusak hubungan di antara keduanya.
Namimah ini dalam kehidupan bisa berbentuk dalam menyebarkan fitnah, gosip, atau informasi buruk dari satu pihak ke pihak lain dengan tujuan menimbulkan kerusakan, kebencian, atau permusuhan.
Dalam Islam, namimah dianggap dosa besar karena merusak hubungan antar manusia, menghancurkan kepercayaan, dan menimbulkan kebencian.
“Karena repot (jika dijawab),” jelasnya.
Wallahu'alam bishawab
(put)