- dok.kolase tvOnenews.com
Pemain Timnas Indonesia Wak Haji Ungkap Dua Hal Kurang Disukai dari Jakarta: Di Sini Susah Dapatkan...
Jakarta, tvOnenews.com-- Ternyata Wak Haji mengungkapkan dua hal yang kurang disukai ada di Jakarta. Pemain Timnas Indonesia ini menyinggung sulitnya mendapatkan dua hal.
Hal yang berkaitan dengan kebugaran atau kesehatan. Dalam sesi wawancaranya beberapa waktu lalu, dikutip dari YouTube ternyata susah mendapatkan matahari.
Pemain bernama lengkap Ragnar Oratmangoen, lebih akrab disapa Wak Haji sangatlah populer di Indonesia. Ia terus menjadi pusat perhatian publik karena kemampuan dalam bermain sepak bola.
Penilaian Wak Haji ini diketahui setelah ia datang ke Indonesia, ia memperhatikan satu Kota yaitu Jakarta.
Mengutip dari obrolan santai Ragnar Oratmangoen bersama Mamat dalam Podcast YouTube Soccer77, pada Kamis (12/12/2024).
Wak Haji itu membeberkan alasan kurang suka Jakarta. Dalam penjelasannya, ada 2 alasan yaitu keruwetan lalu lintas, biasa kita sebut macet.
Kemudian, hal kedua sebagai alasan yaitu, ia sebut suhu hangat tapi nggak ada matahari.
Ragnar mengaku kesulitan mendapatkan hangatnya panas matahari. Terlebih saat ia latihan atau libur tenryata sulit.
"Saya sudah mendengar (paham) soal negara Indonesia," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Bagaimana soal Jakarta? apakah kamu suka?," tanya Mamat ke Wak Haji.
"Tidak," jawab Pemain naturalisasi itu sambil tertawa dan diikuti ketawa Mamat, ditimpa mamat sebagai host, karena "kemacetan ya pasti?," tanya lagi.
"Iya itu salah satunya, tapi juga karena di sini susah untuk mendapatkan matahari. Rasanya hangat di sini kadang, tapi ketika latihan tidak ada, bahkan saat libur pun juga," jawab Ragnar menjelaskan alasannya.
Perlu diketahui, pria keturunan Belanda dan Indonesia ini sangatlah menyukai di Tanah Air.
Ragnar Oratmangoen berstatus mualaf ini, ternyata lahir dari keluarga non-muslim beragama Nasrani.
Meskipun 3 hal itu buatnya kurang nyaman, tapi tetap Wak Haji lebih nyaman dan menyenangkan di Indonesia karena tingkat toleransinya tinggi.
Bahkan ia mengaku di sini bebas mendengarkan adzan kapanpun dan di manapun.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host dalam kesempatan yang sama.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengudge orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji.
Sebagai tambahan informasi, Ragnar menjadi mualaf disampaikan tidaklah mudah. Namun rasa itu muncul disaat, ia kerap diajak teman-temannya semasa kecil ke Masjid.
Di sana lah ia memulai, mengeksplorasi diri dan pikirnya untuk mengenal agama islam dengan baik.
"Bagi saya, yang saya pikirkan adalah belajar tentang Tuhan. Tentu saja juga teman saya yang beberapa kali membawa saya ke masjid," jelas Wak Haji.(Klw)