- Istimewa
Dubes AS Temui Pimpinan NU dan Muhammadiyah untuk Saling Kolaborasi
Jakarta, tvOnenews.com - Duta Besar (Dubes) AS Kamala Shirin Lakhdhir menemui dua tokoh pimpinan ormas Islam, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan PP Muhammadiyah.
Kunjungan Dubes AS itu menemui Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf telah berlangsung pada 16 Desember 2024, sedangkan keesokan harinya menyambangi Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Haedar Nashir pada 17 Desember 2024.
Kamala Shirin memiliki tujuan menemui Ketua Umum PBNU dan PP Muhammadiyah karena ini membentuk kemitraan melalui basis ormas Islam agar hubungan kedua negara semakit kuat.
Selain itu, Kamala ingin memberikan tawaran kepada PBNU dan PP Muhammadiyah agar selalu bekerja sama di bidang demokrasi, perdamaian dan sikap toleransi.
"Amerika Serikat dan Indonesia adalah masyarakat yang beragam – multietnis dan multiagama," ungkap Dubes Kamala Shirin Lakhdhir dalam keterangannya setelah melakukan pertemuan bersama NU, Kamis (19/12/2024).
- Istimewa
Ia melontarkan pujian kepada Muhammadiyah dan NU karena dua ormas Islam ini sukses menerapkan dan menyebarkan betapa pentingnya toleransi beragama di Indonesia.
NU dan Muhammadiyah juga mampu menjunjung tinggi nilai-nilai pluralisme, sehingga terus menciptakan keharmonisan dan kerukunan antarumat beragama di Indonesia.
Adapun hasil pertemuan antara Dubes AS dan PBNU-PP Muhammadiyah melakukan diskusi terkait hak asasi manusia dan menekankan kebebasan dalam beragama.
"Kami berdiskusi tentang tantangan bersama dan kolaborasi yang berkelanjutan melalui dialog antaragama, program pendidikan, dan inisiatif lain di mana kita dapat melibatkan kaum muda dalam diskusi yang membantu menciptakan masyarakat yang damai," terang dia.
Kemudian, pertemuan Dubes AS bersama Muhammadiyah dan NU juga membicarakan kolaborasi pendidikan kedua negara melalui program pertukaran yang memiliki potensi sangat tinggi.
Sistem program pertukaran ini, kata Kamala, bisa melalui beasiswa, penekanan pendidikan antara Indonesia-AS, hingga memberikan ruang pelajar bisa merasakan pembelajaran di luar negeri melalui pertukaran tersebut.
(hap)