Buya Yahya.
Sumber :
  • YouTube

Hukum Muslim Mengucapkan Selamat Hari Natal ke Umat Kristen, Saklek Tidak Boleh? Buya Yahya Bilang…

Senin, 23 Desember 2024 - 20:10 WIB

tvOnenews.com - Menjelang Hari Raya Natal, suasana hangat sering terasa di berbagai tempat.

Tradisi berkumpul dengan keluarga, pergi ke gereja, dan saling mengucapkan "Selamat Natal" menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan tersebut.

Hal ini mirip dengan suasana Idul Fitri di kalangan umat Muslim, di mana ucapan "Selamat Hari Raya Idul Fitri" juga menjadi bentuk kebahagiaan bersama. 

Namun, pertanyaan yang sering muncul setiap kali Natal tiba adalah bolehkah umat Muslim mengucapkan Selamat Natal kepada umat Kristen?

Buya Yahya memberikan pandangannya terkait pertanyaan tersebut.

Dalam berbagai kesempatan, termasuk dalam tayangan di kanal YouTube Al-Bahjah TV, Buya Yahya menjelaskan bahwa toleransi antarumat beragama harus dipahami dengan benar.

Menurut Buya Yahya, toleransi tidak berarti memaksa seseorang untuk mengikuti tradisi atau keyakinan yang berbeda.

Ia mencontohkan, sebagaimana umat Muslim tidak boleh memaksa umat Nasrani untuk mengucapkan Selamat Idul Fitri atau ikut serta dalam perayaan keagamaan Islam.

Umat Islam pun tidak boleh merasa terpaksa untuk mengucapkan Selamat Natal.  

"Toleransi itu jangan paksa orang lain untuk ikutin kamu, jadi gara-gara toleransi salah dalam penerapannya," kata Buya Yahya.  

Ia juga menambahkan bahwa dalam konteks pekerjaan atau hubungan sosial, seperti memberikan bingkisan atau ucapan selamat pada hari raya, hal tersebut tidak menjadi kewajiban.

Buya Yahya menegaskan, tidak ada larangan bagi umat Nasrani untuk tetap menjalankan keyakinannya, begitu pula sebaliknya.  

Buya Yahya menjelaskan bahwa alasan utama umat Islam tidak ikut serta dalam perayaan Natal adalah perbedaan prinsip keimanan.

Dalam tradisi Kristen, Natal dirayakan sebagai hari kelahiran Yesus Kristus yang diyakini sebagai Tuhan.

Sementara itu, dalam ajaran Islam, Nabi Isa (Yesus) tidak dianggap sebagai Tuhan, melainkan seorang nabi utusan Allah. 

"Apa sih artinya mengucapkan Selamat Natal? Mengucapkan itu artinya merayakan kelahiran Yesus yang Tuhan bagi umat Nasrani. Jadi kalau kita (umat Islam), jangan pusing karena di kita Nabi Isa bukan Tuhan bagi umat Islam," jelas Buya Yahya.  

Oleh karena itu, mengucapkan Selamat Natal bagi seorang Muslim bisa dianggap sebagai bentuk pengakuan terhadap keyakinan diluar ajaran Islam.

Hal ini bukan berarti menunjukkan ketidaksukaan, melainkan menjaga prinsip akidah. 

Menurut Buya Yahya, perbedaan keyakinan ini seharusnya tidak menjadi permasalahan.

Bahkan, umat Kristen pada umumnya tidak merasa terganggu jika umat Muslim tidak mengucapkan Selamat Natal.  

"Kalau mengatakan haram (mengucapkan Selamat Natal) bukanlah sebuah masalah. Justru yang mempermasalahkan itu orang Islam yang ngaco. Orang Nasrani tidak masalah kalau Islam tidak mengucapkan Natal," tegasnya. 

Buya Yahya menekankan bahwa inti dari toleransi bukanlah sekadar ucapan, tetapi tindakan nyata dalam kehidupan sehari-hari. 

Lebih jauh, Buya Yahya menegaskan bahwa dalam Islam, kewajiban utama seorang Muslim adalah membantu sesama, tanpa memandang perbedaan agama. 

"Misalnya tetangga sakit, kita wajib ngasih. Itu bukan toleransi tapi kewajiban," ujar Buya Yahya. 

Ia mencontohkan, jika ada tetangga non-Muslim yang sedang sakit, lapar, atau membutuhkan bantuan, umat Muslim wajib menolongnya.

Hal ini mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan dalam Islam. (adk)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
04:45
04:19
01:56
08:11
14:00
01:21
Viral