Tokoh agama sekaligus Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta Pdt. Risang Anggoro Elliarso.
Sumber :
  • Antara

Soal Cara Hilangkan Intoleransi di Indonesia, Tokoh Agama ini Ungkap Tebalkan Interaksi Antarumat Beragama

Selasa, 24 Desember 2024 - 19:43 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Tokoh agama sekaligus Akademisi dari Sekolah Tinggi Agama Kristen (STAK) Marturia Yogyakarta Pdt. Risang Anggoro Elliarso menyampaikan penekanan interaksi antarumat beragama sebagai cara menghilangkan intoleransi di Indonesia.

Sebagai tokoh agama dan akademisi, Pdt. Risang menyebutkan intoleransi harus segera dilawan sebagaimana bisa menimbulkan prasangka dan stereotip buruk guna memecah belah kerukunan antarumat beragama di Indonesia.

Cara peningkatan interaksi antarumat beragama, menurut dia, untuk terus menanamkan dan mempertebal kepercayaan antarumat beragama guna menjaga kedamaian dan kenyamanan masyarakat Indonesia.

"Dari yang semula orang asing lalu menjadi tetangga dan lama-lama bisa jadi sahabat bahkan saudara. Hal ini menunjukkan bahwa dialog yang terbuka dan inklusif sangat penting dalam membangun hubungan antaragama," ungkap Pdt. Risang dalam keterangan resminya diterima di Jakarta, Selasa (24/12/2024).

Ia berpendapat sikap saling berinteraksi dan menjaga komunikasi terhadap antarumat beragama bisa menjunjung tinggi persatuan.

Ada aspek kemanusiaan menjaga keharmonisan umat beragama agar mereka senantiasa menuntaskan segala persoalan dengan mudah.

Bahwasanya masyarakat Indonesia selalu berdampingan dalam menjalani kehidupannya jika diambil dari sejarah bangsa Indonesia.

Perayaan agama kerap kali menjadi kegiatan menandakan adanya bentuk persatuan sebagai ciri khas dimiliki oleh bangsa Indonesia.

"Kita justru sekarang malah sering kali dipaksa untuk tidak bisa merayakan hari keagamaan dengan umat yang berbeda, namun harus dengan yang sama agamanya. Ini menunjukkan bahwa ada tantangan besar dalam menjaga tradisi toleransi yang telah ada," jelas dia.

Akademisi ini menyoroti kearifan lokal yang mulai ditinggalkan bisa dipelajari kembali sebagaimana upaya menjaga warisan budaya pentingnya toleransi yang diperjuangkan oleh para leluhur.

"Bukan lalu jadi sangat homogen; yang Muslim merayakan sama yang Muslim saja, yang Kristen sama yang Kristen. Nilai-nilai luhur yang telah ada perlu terus dipertahankan dan dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan semboyan negara kita Bhinneka Tunggal Ika," terang dia.

Perihal cara mengentaskan intoleransi beragama, akademisi STAK Marturia Yogyakarta ini menyebutkan kebutuhan untuk mengajak atau melibatkan semua pihak guna memperkuat nilai toleransi di Indonesia.

"Dengan mengedepankan kerukunan dan saling menghargai, bangsa Indonesia dapat terus maju sebagai negara yang kaya akan keberagaman tanpa terjebak dalam konflik sektarian. Intoleransi bukanlah jalan keluar, sebaliknya, persatuan dalam keberagaman adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia," tandasnya.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
26:14
03:06
09:42
08:53
13:18
03:07
Viral