- istockphoto
Inilah Waktu yang Tepat Untuk Minta Maaf, Kata Buya Yahya Sebaiknya Lakukan Saat..
tvOnenews.com - Buya Yahya membagikan waktu yang tepat untuk minta maaf dimana katanya adab sangat penting karena jika tidak akan muncul bahaya canda yang menimbulkan luka.
Dalam Islam, bercanda adalah sesuatu yang diperbolehkan selama tetap berada dalam batasan-batasan syariat dan tidak menimbulkan efek negatif.
Adapun efek negatif dari canda seperti melukai perasaan orang lain, merendahkan, atau menghina.
Namun terkadang manusia melakukan canda berlebihan hingga melukai hati atau merendahkan seseorang.
Maka jika itu terjadi, tentu seorang manusia haruslah minta maaf. Namun Buya Yahya mengingatkan bahwa Muslim yang baik adalah yang minta maaf meski belum merasa bersalah.
“Jiwa besar itu adalah jiwa yang mudah meminta maaf,” ujar Buya Yahya.
“Dan meminta maaf itu tidak harus di saat seseorang merasa bersalah,” sambung Buya Yahya.
Hal ini karena menurut Buya Yahya, jika orang minta maaf hanya ketika baru diingatkan ketika bersalah sangatlah bahaya.
“Kalau orang minta maaf di saat merasa bersalah ini berbahaya bagi orang yang tidak pernah punya kesadaran kalau dia bersalah,” ujar Buya Yahya,
“Dan sebaik-baik orang adalah yang selalu merasa bersalah,a” sambungnya.
Hal ini karena terkadang jika kita bergurau terkadang bagi kita itu tidak menyakitkan.
Namun bisa jadi itu karena kita kurang menyadari akan kesalahan kita.
“Mungkin waktu anda bergurau Anda menganggap Itu bukan sebuah kalimat yang menyakitkan. Akan tapi bisa jadi itu kalimat yang menyakitkan hanya saja anda kurang menyadari kalau itu menyakitkan,” jelasnya.
Maka setiap Muslim disarankan oleh Buya Yahya untuk terus mengoreksi diri.
“Maka sebaik-baik dari kita itu, biarpun seolah-olah kita tidak bersalah akan tapi mengoreksi diri kita mungkin aku salah mungkin,” saran Buya Yahya.
“Jadi paling hebatnya orang menganggap dirinya adalah bersalah dan itu yang akan menggugah kita untuk bergegas meminta maaf kepadanya,” lanjutnya.
Maka kesimpulannya adalah jangan minta maaf hanya ketika merasa bersalah.
“Artinya kesimpulannya jangan meminta maaf hanya di saat kita merasa bersalah,” pesan Buya Yahya.
“Karena itu paling bahayanya manusia adalah yang tidak pernah merasa bersalah,” sambung Buya Yahya.
Jika itu sudah biasa dilakukan, maka jika melihat anak nakal, kata Buya Yahya orang tua tidak akan marah namun bertanya apa yang salah dalam didikannya.
“Orang hebat itu di saat ada kejadian itu langsung koreksi jangan-jangan saya, kenapa kok anak saya tidak patuh dengan saya apakah dia bandel oh tidak mungkin saya yang kurang lembut dan lain sebagainya,” ujar Buya Yahya.
Maka dari itu, sangat penting seorang Muslim terus mengevaluasi diri untuk menjadi lebih baik.
“Jadi orang beriman itu enggak ganggu orang lain pastikan hidup Anda seperti itu seperti kemarin kita singgung hidup, kita jangan repotin orang,” nasihat Buya Yahya.
Orang yang hatinya baik maka kata Buya Yahya ibarat ahli surga sedang berjalan di atas bumi.
“Lihat hatinya penuh kasih dengan umat Nabi. Kalau bertutur kata dijaga sopan santun, perilakunya,” tandas Buya Yahya.
“Itulah Ahli Surga yang berjalan di atas bumi,” sambungnya.
Itulah penjelasan Buya Yahya tentang pentingnya adab yang dirangkum tvOnenews.com dari ceramah Beliau di kanal YouTube Al-Bahjah TV.
Dalil Larangan Menyakiti Hati Orang Lain
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِّنْ قَوْمٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُوْنُوْا خَيْرًا مِّنْهُمْ وَلَا نِسَاۤءٌ مِّنْ نِّسَاۤءٍ عَسٰٓى اَنْ يَّكُنَّ خَيْرًا مِّنْهُنَّۚ وَلَا تَلْمِزُوْٓا اَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوْا بِالْاَلْقَابِۗ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوْقُ بَعْدَ الْاِيْمَانِۚ وَمَنْ لَّمْ يَتُبْ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain (karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) fasik) setelah beriman. Siapa yang tidak bertobat, mereka itulah orang-orang zalim. (QS. Al Hujurat: 11)
Rasulullah SAW bersabda,
"Seorang Muslim adalah saudara bagi Muslim yang lain. Ia tidak boleh menzaliminya, menelantarkannya, atau merendahkannya." (HR. Muslim)
Wallahu'alam bishawab
(put)