Ilustrasi jemaah shalat Jumat mendengar teks khutbah Jumat singkat saat sesi ceramah.
Sumber :
  • Istimewa

Teks Khutbah Jumat Singkat 27 Desember 2024: Antara Toleransi Umat Islam dan Perayaan Agama Lain

Rabu, 25 Desember 2024 - 14:18 WIB

tvOnenews.com - Teks khutbah Jumat merupakan bahan materi untuk ceramah yang mengandung beberapa keutamaan di dalamnya saat pelaksanaan shalat Jumat.

Teks khutbah Jumat sangat berguna bagi khatib shalat Jumat untuk mengingatkan kepada para jemaah agar senantiasa mempertebal keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Bahwasanya teks khutbah Jumat mengandung ajakan, nasihat, peringatan, dan ilmu pengetahuan baru tentang syariat agama Islam yang diserap oleh para jemaah untuk kehidupannya sehari-hari.

Adapun teks khutbah Jumat ini memiliki materi singkat dan mengambil tentang "toleransi agama Islam dan perayaan agama lain".

Pembahasan toleransi dalam teks khutbah Jumat kali ini mengingatkan umat Kristiani tengah merayakan Hari Raya Natal 2024 sebagai tanda kelahiran Yesus Kristus.

Ilustrasi khatib berdoa - Teks khutbah Jumat
Sumber :
  • Freepik

 

Namun, ada beberapa hal menjadi bagian penting bagi umat Islam dalam memeriahkan Natal, salah satunya toleransi dan syariat agama Islam terkait Hari Raya dari umat agama lain.

Dilansir dari laman resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia, Rabu (25/12/2024), tvOnenews.com akan membagikan bahan teks khutbah Jumat dalam pelaksanaan pada Jumat, 27 Desember 2024 bertajuk "Antara Toleransi Umat Islam dan Perayaan Agama Lain".

Teks Khutbah Jumat Singkat Tema Antara Toleransi Umat Islam dan Perayaan Agama Lain

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin yang dilimpahkan kebahagiaan oleh Allah SWT

Pertama-tama, marilah kita senantiasa menyerukan rasa syukur dan mempertebal keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT telah melimpahkan segala karunia, rezeki, rahmat, dan keberkahan kepada seluruh hamba-Nya hingga saat ini.

Marilah kita senantiasa bersholawat dan melantunkan salam kepada junjungan kita Baginda Nabi Muhammad SAW telah memperjuangkan untuk menyampaikan segala kebenaran dan larangan dari Allah SWT guna menyelamatkan umat manusia di akhirat nanti.

Sidang Jumat yang dilimpahkan rezeki oleh Allah SWT

Pada tema kali ini, saya selaku khatib meminta izin untuk membahas betapa pentingnya sikap toleransi yang harus diterapkan oleh kita dalam kehidupan sehari-hari.

Jika mengacu pada konteks sejarah, toleransi menunjukkan cerminan tindakan atau perbuatan kita yang harus dijaga sebagaimana telah diperjuangkan oleh tokoh-tokoh Muslim terdahulu.

Tokoh-tokoh Muslim memperjuangkan toleransi, kita mengambil contoh seperti sosok Khalifah Umar bin Khattab dan Shalahuddin al-Ayyubi yang menaklukkan al-Quds menjadikan toleransi bagian penting dalam sejarah agama Islam.

Kebetulan saat ini, umat Kristiani tengah menjalani hari raya besarnya, yakni Natal pada tahun 2024 sebagaimana diperingati tanggal 25 Desember setiap tahunnya.

Dalam agama Islam kita mendapat tuntutan agar senantiasa memeriahkan dua hari besar, yakni Hari Raya Idul Adha dan Hari Raya Idul Fitri.

Adapun perayaan ucapan "Selamat Natal" menjadi konteks yang wajib dipahami betul agar tidak salah langkah dan keliru dalam pandangan agama Islam.

Biasanya orang mukmin mengucap selamat Natal mengacu pada konteks menjunjung sikap toleransi. Hal ini mengingatkan sebagai Muslim harus hidup berdampingan diterangkan dalam Surat Al Hujurat Ayat 13, Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

Artinya: "Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti." (QS. Al Hujurat, 49:13)

Kaum muslimin rahimahumullah

Tafsir ayat tersebut menunjukkan bahwa Islam mengajarkan tidak saling membenci atau merendahkan meskipun manusia diciptakan dalam keadaan berbeda-beda.

Rasulullah SAW juga mempunyai suri teladan terkait menjunjung tinggi sikap toleransi telah termaktub dalam banyak hadits riwayat mengisahkan di semasa hidupnya.

Saat itum Rasulullah SAW menjalin piagam Madinah membentuk sebuah perjanjian antara umat Muslim, kaum Yahudi dan umat agama lainnya.

Namun demikian, ada beberapa hal menjadi bagian penting yang harus dilakukan umat Muslim terhadap perayaan umat agama lain.

Hal ini mengacu pada sebuah ayat dalam dalil Al Quran dari Surat Al Kafirun Ayat 6 terkait menjalani kepercayaan agamanya masing-masing, Allah SWT berfirman:

لَكُمۡ دِینُكُمۡ وَلِیَ دِینِ

Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku." (QS. Al Kafirun, 109:6)

Dalam ucapan ini memang mengandung toleransi beragama. Meski Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa umat Muslim tidak perlu turut andil dalam merayakan hari raya umat agama lain ditekankan oleh Umar bin Khattab RA, begini bunyinya:

اِجْتَنِبُوْا أَعْدَاءَ اللهِ فِي أَعْيَادِهِمْ

Artinya: "Jauhilah musuh-musuh Allah di perayaan mereka." (Ahkam Ahl Adz-Dzimmah)

Orang mukmin turut merayakannya bisa menyebabkan beberapa faktor yang menimbulkan keburukan bagi mereka, seperti halnya meninggalkan kewajiban shalatnya karena terlarut dalam perayaan yang tidak semestinya dilakukan umat Muslim.

Selain itu, waktu ibadah menjadi terbuang karena lebih pilih momentum hal lain tanpa mengutamakan kewajibannya.

Sidang Jumat yang dimuliakan Allah SWT

Demikianlah khatib memberikan pesan-pesan dalam khutbah Jumat pertama ini, semoga senantiasa kita menerapkan sikap toleransi untuk saling berdampingan meskipun harus mengetahui konteks di dalamnya agar tidak salah langkah untuk selalu meningkatkan iman dan ketakwaan kita kepada Allah SWT.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ الله مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:26
08:18
03:53
04:15
02:27
11:25
Viral