- dok.ilustrasi freepik
Khutbah Jumat Singkat di Akhir Tahun 2024: Ucapan Syukur Atas Karunia Setahun Terakhir
Jakarta, tvOnenews.com- Tahun Baru Masehi tak lama akan berakhir, hari Jumat ini pun sebagai penutupnya. Khutbah Jumat kali ini mengajak umat muslim untuk merefleksikan diri atas segala nikmat yang telah diperoleh selama setahun ini.
Berikut naskah hari Jumat dikutip dari laman NU Online, semoga bermanfaat:
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَعْطَىنَا بِالصَّبْرِ وَالشُّكْرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ الصَّبُوْرُ الشَّكُوْرُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ أَخْرَجَنَا مِنَ الظُّلُمَاتِ اِلَى النُّوْرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ. اِتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللّٰهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt,
Segala puji merupakan milik Allah swt, Tuhan semesta alam. Segala anugerah yang telah kita nikmati sampai detik ini, tidak lain adalah pemberian dari-Nya. Khususnya, nikmat iman, nikmat Islam, juga nikmat sehat wal afiat. Dengan kenikmatan-kenikmatan itu, sudah sepatutnya kita datang dan bertemu pada siang hari ini dalam rangka menunaikan ibadah kepada-Nya. Tidak lain, inilah bentuk syukur kita atas semua hal itu. Selanjutnya, khatib mengajak kita semua untuk senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad, Allāhumma shalli wa sallim wa bārik ‘alā sayyidinā Muhammad. Semoga shalawat kita juga dapat mengalir kepada keluarganya, sahabatnya, tabi’in, dan juga kepada kita semua selaku umatnya. Amin ya rabbal alamin.
Allah swt memerintahkan kita untuk meningkatkan ketakwaan kita kepada-Nya dengan senantiasa mendekatkan diri kepada-Nya melalui ibadah-ibadah, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi segala hal yang dilarang oleh-Nya. Sebagai bagian dari peningkatan takwa itu, kita perlu senantiasa bersyukur atas segala nikmat karunia yang telah Allah swt anugerahkan kepada kita semua, sehingga kita bisa dapat menjalani kehidupan dengan baik. Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah swt, Saat ini, kita telah memasuki penghujung bulan Desember sekaligus akhir dari tahun 2022. Begitu banyak hal yang telah kita lalui sepanjang tahun 2022 ini, mulai dari hal yang terasa berat, tidak enak, hingga nikmat-nikmat yang memberikan rasa bahagia bagi kita.
Satu hal yang perlu kita garis bawahi adalah semua hal tersebut patut kita syukuri. Iya, sekalipun bisa dipastikan sepanjang tahun itu tidak semuanya bahagia dan ada saja hal yang membuat kita kecewa, kesal, dan sedih, pasti saja ada hal penting yang belum kita ketahui di balik itu semua. Selain memang, kesedihan, kekecewaan, dan kekesalan yang kita terima itu jauh lebih sedikit daripada kenikmatan yang telah kita terima. Sebab, banyak hal yang tanpa kita sadari, itu adalah nikmat besar yang seringkali luput dari pengamatan. Padahal, itulah yang biasa kita rasakan saban hari sejak kali pertama terlahir di dunia sampai hari ini. Misalnya, udara yang kita hirup sebagai napas diperoleh secara gratis. Kita tidak dapat membayangkan seumpama oksigen itu harus kita bayar.
Kita juga kerap lupa dengan nikmat sehat yang selama ini kita nikmati. Saat kita ditimpa sakit, barulah kita memohon-mohon berdoa kepada Allah agar lekas disembuhkan, sedang saat sehat, kita sendiri lupa tidak mensyukurinya. Nabi Muhammad saw sampai menyebut hal itu dalam hadisnya, bahwa banyak orang tertipu akan dua kenikmatan, yaitu nikmat sehat dan nikmat waktu. Jamaah Jumat yang berbahagia, Allah swt secara tegas memerintahkan kita untuk bersyukur kepada-Nya melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 152 berikut.
فَاذْكُرُوْنِيْٓ اَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْا لِيْ وَلَا تَكْفُرُوْنِ
Artinya: “Maka, ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” Dalam Tafsir Al-Baghawi, disebutkan bahwa bersyukur itu dilakukan ketaatan, sedangkan tidak kufur berarti tidak bermaksiat.
Sementara menurut Imam Al-Qurthubi, bahwa syukurnya seorang hamba ini harus diucapkan dengan lisan dan diikrarkan dalam hati bahwa menggunakan nikmat itu untuk ketaatan.
Dalam kitab tafsirnya, Imam Al-Baghawi mengutip sebuah pendapat, bahwa syukur itu mengikat yang sudah ada dan memburu yang tiada. Ia juga menyampaikan bahwa syukur yang sesungguhnya adalah dengan senantiasa menjalankan ketaatan atas segala perintah Sang Pemberi nikmat itu.
Sementara hal yang ditambahkan adalah pahalanya. Sementara itu, Imam Al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya menjelaskan bahwa hakikat syukur adalah mengakui bahwa nikmat itu tidak lain ditujukan bagi Sang Pemberi nikmat itu sendiri, yaitu Allah swt, dan tidak menggunakannya untuk selain taat kepada-Nya.(klw)
Waallahualam