- dok.kolase tvOnenews.com
Suami Bingung Mau Utamakan Ibu Dulu atau Istri? Tegas Buya Yahya Jelaskan dalam Islam Sebaiknya...
Jakarta, tvOnenews.com-- Buya Yahya menjelaskan bagaimana pandangan Islam soal mengutamakan siapa dulu antara Ibu dan Istri?. Hal ini mungkin sering diperdebatkan dalam Rumah Tangga, simak penjelasannya.
Ketika sudah menikah umumnya secara otomatis adanya penyesuaian hidup bersama pasangan. Terutama dalam persoalan kewajiban dan tanggungjawab.
Seperti suami yang mulai fokus, bagaimana menafkahi istri dan anak-anaknya. Namun, seringkali ada yang buat suami bingung, mana lebih diprioritaskan antara Ibu atau Istri.
Kemudian, masih banyak menjadi pertanyaan masyarakat, terutaman seorang pria yang masih memiliki ibu dan ayah setelah ia menikah.
Simak penjelasan Buya Yahya terkait kewajiban seorang pria setelah menikah, apakah mendahulukan istri atau ibu kandung?.
Mengutamakan ibu kandung atau istri terlebih dahulu umum digalaukan seorang pria setelah menikah.
"Ini teman saya yang mengalami. Dia sudah berkeluarga, orang tua sudah sepuh, semuanya sudah memakai tongkat. Pengennya dia tinggal dirumah orang tuanya karena sendirian dan kepikiran terus. Tapi istrinya nggak mau ikut," katanya dari YouTube Al Bahjah TV pada Jumat (27/12024).
"Istrinya pengen tinggal sama ibunya, padahal ibunya sudah ada yang menemani yaitu kakaknya. Apakah si istri didiamkan sampai gak tahu kapan, cemberut, terus dikasih pilihan?," tanya salah satu jamaah pada Buya Yahya.
Sehubungan hal ini, dianjurkan istri patuh pada suami. Kecuali ada hal yang mengganggu dan membuat tidak nyaman. Seperti istri bisa minta izin kepada suami untuk tinggal bersama ibundanya.
Dia mengingatkan contoh, seorang istri yang tidak mau patuh terhadap suami, bukan hanya saja didiamkan. Sebab tidak wajib diberi nafkah namanya nusyûz atau pembangkangan.
"Suaminya ngajak tinggal dirumah sang suami. Sementara suami punya kewajiban untuk mengurusi ibundanya dan ayahandanya, memang begitu urutan kewajiban. Maka istri harus patuh," terang Buya Yahya.
"Kalau disitu ndak ada masalah. Kecuali ada masalah, mertuanya ngancam ini, itu dan sebagainya," ujar Buya Yahya.
"Namanya nusyûz, gak dikasih makan. Wanita tersebut ndak wajib dikasih nafkah, karena apa ndak mau patuh terhadap suami," jelasnya.
Kendatinya, Buya Yahya sebut suami punya kewajiban untuk menyempurnakan pengabdiannya kepada ibundanya dan ayahandanya.
"Maka Anda harus bantu itu. Disaat Anda membantu suami Anda, itulah tugas Anda sebagai istri," pesannya.
"Tapi ingat, suami baik tidak akan mencabut kebiasaan pengabdian sang istri kepada ibunda dan ayahandanya. Artinya kalau kamu suami yang baik, akan selalu mengajari istrimu, untuk baik kepada bapak-ibunya. Berarti kamu baik," tegas Buya Yahya.(klw)
waallahualam