Ilustrasi khatib bagikan naskah khutbah Jumat singkat tentang sikap hadapi musibah di bulan Rajab.
Sumber :
  • Istimewa

Naskah Khutbah Jumat Singkat 3 Januari 2025: Cara Menyikapi Musibah di Bulan Rajab

Kamis, 2 Januari 2025 - 22:56 WIB

tvOnenews.com - Naskah khutbah Jumat sangat berarti bagi para khatib untuk menjadikan bahan materi dalam sesi ceramah sebelum shalat Jumat.

Bahwasanya naskah khutbah Jumat singkat ini membantu para khatib untuk mempercepat pelaksanaan shalat Jumat yang memudahkan para jemaah melanjutkan aktivitas sehari-harinya.

Ada pun naskah khutbah Jumat menjadi bagian kegiatan dakwah sebagai ajakan ditujukan kepada umat Islam semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam naskah khutbah Jumat mengandung pesan moral agar iman dan takwa semakin dipertebal oleh para jemaah dan umat Islam melalui pelaksanaan shalat Jumat.

Naskah khutbah Jumat ini bersifat singkat mengambil tema tentang musibah yang dialami di bulan Rajab untuk shalat Jumat, 3 Januari 2025.

Dikutip dari laman resmi Yayasan Amal Jariyah Indonesia, Kamis (2/1/2025), tvOnenews.com akan membagikan bahan naskah khutbah Jumat tema bertajuk "Cara Menyikapi Musibah di Bulan Rajab".

Ilustrasi jemaah mendengar naskah khutbah Jumat singkat tentang bulan Rajab
Sumber :
  • Pexels

 

Naskah Khutbah Jumat Singkat Tema Cara Menyikapi Musibah di Bulan Rajab

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا لِلْأَعْمَالِ الْجَارِيَة, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ والبَرَكَاتُ عَلَى خَيْرِ البَرِيَّة، نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَالذُّرِّيَّة

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأَ رْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

أَمَّا بَعْدُ

Kaum muslimin rahimahumullah

Seperti biasanya khatib pertama-tama mengajak para jemaah senantiasa menyempatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pemberi karunia, rezeki, keberkahan, kenikmatan, ampunan dan hidayah untuk hamba-Nya selama menjalani kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

Marilah kita bersyukur atas kenikmatan yang dilimpahkan oleh Allah SWT, bahwasanya sampai saat ini masih bisa menghirup udara segar dan mendengar kultum penyampaian naskah khutbah Jumat yang bermanfaat.

Tak lupa juga kita bersholawat dan salam tercurahkan untuk Rasulullah SAW sebagai Nabi berjuang keras telah memberikan kebenaran melalui Kitab Suci Al Quran kepada seluruh umat manusia.

Kaum muslimin sidang Jumat yang disayang oleh Allah SWT

Izinkan khatib menyampaikan tentang musibah yang dihadapi oleh kita semua selama di bulan Rajab merupakan amalan untuk dikerjakan sebagaimana ini ujian dari Allah SWT kepada umat manusia.

Bahwasanya bulan Rajab adalah bulan ketujuh yang sangat mustajab dan istimewa dalam hitungan kalender Hijriah menjadi acuan tahun bagi agama Islam.

Kaum Muslimin mendapat anjuran senantiasa menghindari perbuatan apa pun yang bersifat haram dan dilarang keras mendekati kemaksiatan.

Sebab, bulan Rajab telah mendapat posisi sebagai bulan haram selain Dzulqo'dah, Muharram, Ramadhan yang berarti bulan mulia dan menjauhi keharaman apa pun itu.

Surat At Taubah Ayat 36 menjadi acuan dalil Al Quran mengisahkan bulan Rajab dan bulan haram mengandung keutamaan besar, Allah SWT berfirman:

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ

Artinya: "Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhulmahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa." (QS. At Taubah, 9:36)

Mengutip dari laman resmi NU, Imam Syafi'i dalam kitab Al umm memberikan keutamaan pada bulan Rajab, khususnya malam satu Rajab, seperti ini bunyinya:

بَلَغَنَا أَنَّهُ كَانَ يُقَالُ: إِنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ فِي خَمْسِ لَيَالٍ: فِي لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ، وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى، وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ، وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبٍ، وَلَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ

Artinya: "Telah sampai berita pada kami bahwa dulu pernah dikatakan: Sesunguhnya doa dikabulkan pada 5 malam: malam Jumat, malam hari raya Idul Adlha, malam hari raya Idul Fitri, malam pertama bulan Rajab dan malam nishfu Sya'ban."

Dalam tafsir ini menunjukkan umat Muslim memanfaatkan momentum terbaiknya menyampaikan doa di bulan Rajab. Meski tidak ada anjuran khusus memperbanyak amalan ada keistimewaan yang terkandung di dalamnya.

Bagi umat Muslim menjalankan amalan di bulan Rajab, pahala yang diterima akan berlipat ganda. Ada pun perbuatan dosa juga berlipat-lipat daripada bulan biasa lainnya.

Dalam kehidupan, manusia pastinya tidak bisa menghindari berbagai musibah, bahkan ditempat ujian bertubi-tubi oleh Allah SWT.

Kaum muslimin rahimahumullah

Sesungguhnya, setiap musibah mempunyai hikmah dan manfaat yang diterima seorang hamba. Meskipun kita masih belum mengetahui apa yang bisa dirasakan karena bersifat tersembunyi maupun rahasia.

Musibah berfungsi sebagai sarana meleburkan segala dosa, mendapatkan pendidikan agar semakin sabar, tenang, mempertebal keimanan hingga upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Dalam hadis riwayat menunjukkan ganjaran pahala bagi seorang hamba mendapat musibah, seperti ini bunyinya:

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلاءِ، وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلاهُمْ، فَمَنْ رَضِيَ، فَلَهُ الرِّضَا، وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

Artinya: "Sesungguhnya besarnya balasan sebanding dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya Allah, jika mencintai suatu kaum, Dia akan menguji mereka. Barang siapa ridha, maka baginya keridhaan; dan barang siapa murka, maka baginya kemurkaan." (HR. Tirmidzi & Ibnu Majah)

Adanya cobaan dari Allah SWT mengandung kebaikan untuk seorang mukmin karena bisa meninggikan derajat dan menghapus dosa dijelaskan dalam hadis riwayat Imam At Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:

إِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِي الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَافِيَ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: "Jika Allah menginginkan kebaikan bagi seorang hamba, Dia akan menyegerakan hukuman baginya di dunia. Dan jika Allah menginginkan keburukan bagi seorang hamba, Dia akan menahan hukuman atas dosanya hingga Dia menyempurnakan hukuman itu di hari kiamat." (HR. Tirmidzi)

Ibadallah,

Sebagai orang mukmin, kita tidak boleh membenci musibah sebagaimana dijelaskan Al Hasan Al Bashri, seperti ini bunyinya:

لَا تَكْرَهُوا الْبَلَايَا الْوَاقِعَةَ، وَالنِّقْمَاتِ الْحَادِثَةَ، فَلَرُبَّ أَمْرٍ تَكْرَهُهُ فِيهِ نَجَاتُكَ، وَلَرُبَّ أَمْرٍ تُؤْثِرُهُ فِيهِ عَطَبُكَ أَيْ: هَلَاكُكَ

Artinya: "Janganlah kalian membenci musibah dan bencana yang menimpa. Bisa jadi sesuatu yang kalian benci justru mengandung keselamatan, dan bisa jadi sesuatu yang kalian sukai justru mengandung kehancuran."

Pada momentum di bulan Rajab ini bisa melakukan cara menghadapi musibah sebagai salah satu amalan untuk umat Muslim.

Kita memang mendapat anjuran saat tertimpa musibah sekecil apa pun hingga masalah besar menggetarkan kalimat istirja, yakni "Innaa lillaahi wainna ilaihi rooji'un".

Namun demikian, ada beberapa cara menjadi bahan renungan saat ditimpa musibah tidak kunjung berhenti yang dirasakan oleh kita.

Dalam kitab Zadul Ma'ad (4/189-195), Ibnu Qayyim Rahimahumullah menyampaikan sejumlah cara menghadadapi musibah sebagai berikut:

Cara pertama, sebaiknya melihat segala apa pun yang masih dimiliki oleh kita. Sebab, Allah SWT memberikan sisaan saat kehilangan sesuatu hingga menggantinya lebih baik dari sebelumnya.

Apabila kita bersabar dan tetap berpegang teguh pada ridho, pasti Allah SWT memberikan kehendak-Nya menjadikan setiap musibah yang dialami semakin besar.

Cara kedua, sebaiknya kita mematikan api saat ditimpa musibah melalui renungan bahwa sesungguhnya tidak hanya kita yang mendapat cobaan berat.

Apakah kita pernah melihat ada orang lain yang lebih susah? Marilah menengok ke kiri, adakah yang lebih menderita dari kita?

Pada dasarnya jika kita menjelajahi dunia dengan mudah, ada yang lebih berat menjalani musibah untuk diselesaikan mereka selamat di kehidupannya.

Cara ketiga, menyadari dan membuang keluh kesah. Sebab, sikap ini tidak akan mengubah apa pun saat diterpa cobaan berat. Bahkan bisa memperburuk kondisi karena tak bisa menerima situasi.

Sidang Jumat yang dirahmati Allah SWT

Cara keempat, menyadari kehilangan pahala. Kita harus bersabar bahwa pahala shalat, rahmat dan petunjuk dari-Nya telah menjadi janji Allah SWT bagi mereka yang menahan emosi dan tetap bertawakal sangat besar.

Cara kelima, harus segera menyadari keluh kesah hanya menjadi penderitaan dan menyebabkan musuh semakin senang.

Keluh kesah hanya membuat Allah SWT murka, membahagiakan setan, menyedihkan teman, hingga menghilangkan pahala diri sendiri.

Cara keenam, kebahagian dan keberkahan merupakan hasil dari kesabaran dan bisa mengundang pahala bertubi-tubi. Apalagi, mendapat ganjaran berupa dibangunnya "Rumah Pujian" saat di surga nanti.

Dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi menerangkan orang yang rela tertimpa musibah diganjar pahala di akhirat, Rasulullah SAW bersabda:

يَوَدُّ نَاسٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَنَّ جُلُودَهُمْ كَانَتْ تُقْرَضُ بِالْمَقَارِيضِ فِي الدُّنْيَا لِمَا يَرَوْنَ مِنْ ثَوَابِ أَهْلِ الْبَلَاءِ

Artinya: "Pada hari Kiamat, sebagian orang berharap kulit mereka dipotong-potong di dunia dengan gunting karena mereka melihat pahala yang diperoleh orang-orang yang sabar menghadapi cobaan." (HR. Tirmidzi)

Kaum muslimin rahimahumullah

Demikianlah khatib memaparkan khutbah Jumat pertama ini, semoga kita menjadi orang-orang yang istiqomah untuk bersabar saat menghadapi musibah. Terutama di bulan Rajab sangat berguna menahan hawa nafsu melalui kesabaran sebagai amalan terbaik memperoleh pahala besar.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ. أَمَّا بَعْدُ؛

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:35
09:35
07:07
01:44
03:10
02:39
Viral