- Istimewa
Utang Seketika Lunas dan Rezeki Mengalir Deras, Setelah Shalat Isya Jangan Tinggalkan Ijazah Amalan ini Kata Mbah Moen
tvOnenews.com - Almarhum tokoh sesepuh Nadhlatul Ulama (NU), KH Maimoen Zubair alias Mbah Moen pernah mengutarakan sejumlah ijazah amalan khusus dibaca setelah shalat Isya.
Selepas shalat Isya, Mbah Moen menganjurkan ijazah amalan ini dibaca secara rutin agar rezeki mengalir deras dan utang menggunung tuntas.
Mbah Moen memahami rezeki seret dan utang sulit lunas penyebab frustasi. Ijazah amalan ini berfungsi sebagai solusinya diamalkan selepas shalat Isya.
Namun, Mbah Moen menegaskan umat Muslim tidak boleh menganggap enteng keutamaan ijazah amalan pengundang rezeki dan pelunas utang setelah shalat Isya ini.
"Tetapi (amalan setelah Isya) jangan disepelekan!," ucap Mbah Moen dalam suatu kajiannya dikutip melalui kanal YouTube Munajat Doa, Rabu (8/1/2025).
- iStockPhoto
Bahwasanya rezeki mengacu pada definisinya berupa anugerah yang dlimpahkan oleh Allah SWT.
Rezeki sangat bermanfaat untuk manusia menjalani sekaligus memenuhi segala aktivitas kehidupannya.
Rezeki mengandung tentang keberkahan, kenikmatan hingga karunia dari Allah SWT yang harus disyukuri oleh umat Muslim.
Setiap makhluk hidup terkhusus manusia telah mempunyai ketetapan rezeki dari Allah SWT yang tercantum dalam Lauhul Mahfudz.
Surat Saba Ayat 36 menjadi landasan dalil Al Quran terkait rezeki dilimpahkan atas kehendak dari-Nya, Allah SWT berfirman:
قُلْ إِنَّ رَبِّي يَبْسُطُ الرِّزْقَ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَقْدِرُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ
Artinya: "Katakanlah, ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang Dia kehendaki dan membatasinya (bagi siapa yang Dia kehendaki), akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Saba, 34:36)
Kebanyakan umat Muslim kerap menyepelekan rezeki yang telah dianugerahi oleh Allah SWT melalui utang.
Utang sangat berdampak kepada manusia di dalam kehidupannya karena menjadi salah satu ciri-ciri realitas sosial.
Utang menggunung secara pasti akan menghambat aliran rezeki yang semulanya diguyur bertubi-tubi karena harus mengembalikan hak harta orang lain.
Utang juga membawa orang mukmin akan mendapat hukuman di akhirat nanti selama masih belum dibayar saat hidup di dunia.
Mbah Moen pun menganjurkan amalan pelunas utang dan pembuka pintu rezeki ini dilakukan setiap selesai Isya.
Surat Qaf Ayat 39-40 menjadi dalil Al Quran terkait anjuran memperbanyak amalan setelah shalat, Allah SWT berfirman:
فَاصْبِرْ عَلٰى مَا يَقُوْلُوْنَ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ قَبْلَ طُلُوْعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ الْغُرُوْبِ ۚ, وَمِنَ الَّيْلِ فَسَبِّحْهُ وَاَدْبَارَ السُّجُوْدِ
Artinya: "Maka, bersabarlah engkau (Nabi Muhammad) terhadap apa yang mereka katakan dan bertasbihlah seraya bertahmid (memuji) Tuhanmu sebelum terbit dan terbenamnya matahari. Bertasbihlah pula kepada-Nya pada sebagian malam hari dan setiap selesai shalat." (QS. Qaf, 50:39-40)
Mbah Moen berbagi amalan ini saat diungkap oleh salah satu murid kesayangannya, KH Izzuddin.
"Dulu saya diijazahi Mbah Moen," ngaku KH Izzuddin dinukil melalui kanal YouTube NU Online, Rabu.
Menurut KH Izzuddin, amalan ini salah satu ijazah yang harus diterapkan umat Muslim atas anjuran dari Mbah Moen.
KH Izzuddin mengatakan bahwa, ijazah amalan tersebut telah membawa perubahan pada hidupnya.
Ia kerap kali mengerjakan amalan tersebut setiap selesai shalat Isya dan belum mengubah posisi duduknya.
"Sudah saya amalkan mulai saya umur 20 tahun sampai umur 75 tahun masih saya amalkan," kata dia.
Ia berpendapat amalan ini membawa pola pikir bahwa sebaik-baiknya utang tidak boleh berutang kepada orang lain.
Ia menyarankan agar sebagai pemberi bisa menjadi amalan sedekah untuk orang lain.
"Ini dilaksanakan, ibarat hikmahnya daripada utang mending mengutangi," sarannya.
Santrinya tokoh sesepuh PPP ini menyampaikan ijazah ini berupa empat amalan yang selalu digetarkan selepas Isya.
Ia merasa keberkahan selalu menyelimuti kehidupannya setiap hari diduga berkat dari amalan tersebut.
"Semenjak saya berkeluarga sampai sekarang enggak punya utang. InsyaAllah cukup, padahal saya nggak punya lahan sawah, nggak punya," paparnya.
Ia yang mengungkapkan ijazah amalan dari Mbah Moen dalam suatu kajian penyebab para jemaah ingin menerapkannya.
"Boleh, boleh. Itu boleh, boleh," jawab KH Izzuddin.
Mbah Moen sebelumnya mengutarakan pertama kali harus menggetarkan ijazah amalan berupa satu kalimat Asmaul Husna sebanyak 129 kali.
Guru kesayangannya Gus Baha ini menegaskan kalimat Ya Latief sebagai Wirid berupa Asmaul Husna pengundang rezeki.
"Selain membaca Ya Latief, ada juga doa yang harus dibaca setelah melaksanakan shalat Fardhu dan itu cukup mudah untuk dihafal," paparnya.
Mbah Moen menuturkan setelah Ya Latief mengamalkan satu Ayat Suci Al Quran dari Surat Asy Syura.
"Allahu latifun bi’ibaadihi yarzuqu mansyasya’ wahuwal qowiyul aziz Allahumma inni as’aluka rizqon halalan katsiron thoiyiban," terang dia.
Mbah Moen mengingatkan bahwa amalan ini tidak hanya dibaca selepas Isya melainkan setiap setelah shalat Subuh dan Maghrib.
4 Ijazah Amalan Setelah Shalat Isya
1. Bacaan Ya Latief Ijazah Amalan Asmaul Husna
ﻳﺎﻟﻄﻴﻒ
Bacaan Latin: Ya lathifu.
Artinya: "Yang Mahalembut."
2. Surat Asy Syura Ayat 19 Ijazah Amalan dari Kitab Suci Al Quran
اَللّٰهُ لَطِيْفٌۢ بِعِبَادِهٖ يَرْزُقُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ الْقَوِيُّ الْعَزِيْزُ ࣖ
Bacaan Latin: Allaahu latiifum bi‘ibaadihii yarzuqu may yasyaa'(u), wa huwal-qawiyyul-‘aziiz(u).
Artinya: "Allah Maha Lembut terhadap hamba-hamba-Nya. Dia memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Maha Kuat lagi Maha Perkasa." (QS. Asy Syura, 42:19)
3. Sholawat Nabi
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Bacaan Latin: Allahumma Sholli ‘Ala Sayyidina Muhammad Wa’ala Ali Sayyidina Muhammad.
Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan keselamatan untuk Nabi Muhammad."
4. Doa Penuntas Utang dan Pembuka Pintu Rezeki
اللّٰهُمَّ وَسِّعْ عَلَيَّ رِزْقِى اللّٰهُمَّ عَطِّفْ عَلَيَّ خَلَقَكَ اللّٰهُمَّ كَمَ صُنْتَ وجْهِيْ عَنْ الْسُّجُوْدِلِغَيْرِ ك فَصُنْهُ عَنْذُلِّ السُّؤالِ لِغَيْرِكَ بِرَحمَتِك يَااَرحْمَ الرَّحِميْنَ
Bacaan Latin: Allahumma wasi’ ‘alay ya rizqi, Allahumma ‘atif ‘alayya khalaqaka, Allahumma kama shunta wajhi 'anis sujuudi lighoirika fashunhu ‘an dzullis su-aali lighairik, birohmatika ya arhamar raahimin.
(hap)