Buya Yahya soroti waktu terbaik shalat sunnah awwabin antara Maghrib dan Isya.
Sumber :
  • Kolase tangkapan layar YouTube Al-Bahjah TV & iStockPhoto

Jangan Keliru Lagi, Buya Yahya Uraikan Waktu Terbaik Shalat Sunnah Awwabin Bukan antara Maghrib dan Isya tapi...

Kamis, 9 Januari 2025 - 20:39 WIB

tvOnenews.com - Shalat sunnah Awwabin berfungsi sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah SWT. Buya Yahya menyoroti soal waktu terbaik pelaksanaannya dianggap antara Maghrib dan Isya.

Waktu terbaik shalat sunnah awwabin menjadi perhatian bagi Buya Yahya karena kerap disebut setelah mengerjakan Maghrib dan sebelum Isya.

Buya Yahya menerangkan waktu terbaik shalat sunnah awwabin setelah ditanya salah satu jemaah yang menyebutkan antara Maghrib dan Isya sebagai pelaksanaan tepatnya.

Namun, jemaah Buya Yahya tersebut telah mendengar Maghrib dan Isya bukan waktu terbaik shalat sunnah awwabin.

"Tapi setelah saya menyimak dari Buya terus dari ustaz-ustaz yang lain ternyata shalat awabin itu adanya di shalat Dhuha," ungkap jemaah perempuan saat bertanya kepada Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Kamis (9/1/2025).

Ilustrasi shalat sunnah awwabin antara waktu Maghrib dan Isya
Sumber :
  • Freepik

 

Jemaah perempuan itu mengundang antusias Buya Yahya untuk memberikan jawaban secara detail terkait waktu shalat sunnah awwabin paling baik.

"Awwabin tadi kalau ibu yang salehah menyimak apa yang kami sampaikan tentu kami singgung sedikit," jawab Buya Yahya.

Shalat sunnah awwabin secara bahasa berarti orang yang ingin kembali kepada Allah SWT.

Shalat sunnah ini menjadi golongan bagi orang mukmin benar-benar bertaubat dan menggetarkan istighfar di semasa kehidupannya.

Di antara waktu maghrib dan Isya selalu menjadi bahan topik pembahasan umat Muslim dianggap pelaksanaan terbaik shalat sunnah ini.

Merujuk buku Panduan Sholat Wajib dan Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW oleh Ustaz Arif Rahman, shalat sunnah ini tergolong sebagai ibadah untuk orang yang kebiasaan lalai.

Taubat menjadi ciri khas shalat sunnah awwabin setelah seorang mukmin melakukan perbuatan maksiat pada waktu siang hari.

Hadis riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu menerangkan antara waktu Maghrib dan Isya disebut pelaksanaan shalat sunnah awwabin, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ ، لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ ، عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً

Artinya: "Barang siapa mengerjakan shalat sunnah enam rakaat setelah shalat Maghrib dan di antara shalat-shalat itu tidak berkata dengan kata-kata yang buruk, maka shalatnya sebanding ibadah dua belas tahun." (HR. Tirmidzi)

Hadis riwayat ini menandakan shalat sunnah awwabin mempunyai enam rakaat sebelum adzan Isya dikumandangkan oleh muadzin.

Seseorang bertaubat akan memperoleh keutamaan layaknya beribadah selama 12 tahun setelah melaksanakan shalat awwabin.

Buya Yahya pun menyinggung waktu terbaik kerap kali dikerjakan pada waktu awal malam hari saat menjawab pertanyaan jemaahnya.

"Tadi bahwa sebagian ulama menyebut shalat awwabin adalah dilakukan setelah shalat Maghrib, ada kami singgung cuma tidak kami bahas dengan detail," katanya.

Sebagai pengasuh LPD Al Bahjah, Buya Yahya mengerucutkan shalat Dhuha juga sering disebut waktu terbaik awwabin.

Mengapa shalat Dhuha menjadi waktu pelaksanaan sunnah awwabin?

"Hanya shalat Dhuha disebut langsung oleh Nabi shalatul Awwabin," sebut dia.

Pendakwah kelahiran dari Blitar ini memahami awwabin tidak mendapatkan tempat shlat sunnah yang terpopuler.

Meski begitu, ia berasumsii shalat Dhuha sebagai nama lain dari awwabin yang berfungsi untuk merindukan Allah SWT di kehidupannya.

Seorang mukmin mendapat jaminan derajatnya langsung diangkat oleh Allah SWT, memperoleh ganjaran masuk surga, mudah meraih aliran rezeki seluas samudera.

Kemudian, sarana bertaubat paling terbaik juga terletak pada sunnah awwabin agar dosa-dosa dihapuskan oleh Allah SWT.

Ia tidak mempermasalahkan apabila shalat sunnah awwabin tetap dilaksanakan antara Maghrib dan Isya.

"Diberi nama Awwabinnya adalah awwab orang kembali maksudnya itu shalatnya orang yang ingin kembali kepada Allah dengan menghidupkan antara Maghrib dengan Isya," jelasnya.

"Makanya awwabin orang kembali kepada Allah yang sudah Anda lakukan lanjutkan awwabin," tambahnya.

Buya Yahya mengingatkan pahala antara Maghrib dan Isya dengan waktu Dhuha mengandung perbedaan pahala sunnah awwabin.

Mengapa pahala sunnah awwabin berbeda jika di waktu Dhuha?

"Karena awwabin Dhuha itu lebih gede pahalanya daripada awwabin Anda tadi," tegasnya.

Menurutnya, orang yang merindukan kepada Allah SWT pada pagi hari langsung diijabah pahala ibadah awwabinnya. Meski antara Maghrib dan Isya juga mengandung ganjaran serupa.

"Begitu ulama menyebutkan itu juga shalat Awwabin maksudnya shalatnya orang yang rindu untuk kembali kepada Allah sehingga disebut shalatul awwab," terangnya.

"Awwab itu dia orang kembali, awwab, ayyib awwabin orang-orang yang kembali kepada Allah tidak usah diputus ibu yang salehah lanjutkan kebiasaan itu," lanjut dia.

Bagi orang mukmin terlanjur rutin mengerjakan sebelum adzan Isya tiba, Buya Yahya menyarankan agar tetap dilanjutkan demi menghindari terputusnya ibadah sunnah ini.

"Jadi Anda mendengar itu para ulama di saat menjelaskan shalat Dhuha disebut awwabin bukan menafikan shalat awwabin itu," paparnya.

"Ini hanya menjelaskan bahasanya shalat Dhuha disebut juga shalat awwabin," sambungnya.

Buya Yahya juga mendukung shalat sunnah awwabin harus dikerjakan sebanyak 6 rakaat sesuai dari keterangan hadis riwayat Rasulullah SAW.

"Jadi memang ada shalat Awwabin adalah shalat yang dilakukan antara Magrib dengan Isya dimulai dari 2 sampai 6 rakaat selain daripada ba'diah magrib, selain daripada qabliyah Isya," tandasnya.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
33:49
03:06
04:32
01:23
03:07
02:33
Viral