- tvOnenews.com/Hilal Aulia Pasya
Filosofi Tersirat dari Lima Teras Gunung Padang dalam Agama
Setiap manusia biasanya akan dituntun untuk nenanamkan keimanan bahwa mereka harus memberikan pengakuan iman kepada Tuhan. Selama di kehidupan harus menerapkan berbagai ajaran yang tertuang pada masing-masing kepercayaan agamanya.
Istilahnya, manusia seperti baru lahir di dunia dan harus menerapkan kewajiban selayaknya menyembah Tuhan. Keberadaan ilmu mampu menjadi pondasi kuat pembekalan mereka.
"Kalau bahasa saya itu pembuka lawang, tanda dua kalimat syahadat," kata Nanang.
Pengamalan ilmu di teras pertama ini akan tersaji sejumlah peninggalan batu yang tidak biasa. Ada sejumlah cluster susunan batu di pintu masuk, Batu Gamelan, Batu Kecapi, tempat pemujaan meskipun terlihat seperti tempat diskusi yang dilihatkan dengan pintu dan ruangan rapat hingga sebuah Batu Dolmen
Yang paling unik tersohor pada "Batu Gamelan" biasa dikenal secara umum "Batu Musik". Batu ini berukuran panjang dan memiliki lima nada apabila diketuk oleh manusia.
Bahwasanya lima nada ini ibarat bekas dari lima jari manusia. Dan keunggulan dari Batu Gamelan sangat berbunyi nyaring saat diketuk dengan satu jari manusia. Alunan nadanya bisa menghasilkan suara musik dan bernada indah.
Teras II
Teras kedua akan menyajikan gundukan batu memiliki ukuran bervariasi di masing-masing batu yang tersusun. Susunan batu ini ibarat berbentuk turap seperti lereng gunung.
Dinding seperti lereng ini memiliki makna mendalam apabila dihubungkan dengan konsep agama. Nanang menyebutnya seperti arti "bersujud".
Berdasarkan hasil survei secara langsung, dinding turap terletak di bagian sisi timur teras kedua Situs Gunung Padang terlihat lebih tinggi daripada di sisi barat.
Dinding turap ini mempunyai ukuran sisi utara sebesar 35,40 meter, sisi barat 5 meter, sisi selatan 29,5 meter, dan sisi timur hanya 12 meter.
"Ada Bukit Masigit, ibaratkan tempat bersujud tapi bukan seperti shalat," terang kuncen Gunung Padang itu.
Gundukan batu ini seperti membentuk layaknya bukit atau gunung karena semakin tertumpuk ke atas yang akhirnya dinamai Bukit Masigit.