- Antara
Ketua PBNU Jelaskan Pentingnya Agama Islam yang Aswaja di Indonesia, Buntut Adanya Tuduhan...
Menurutnya, wawasan agama yang luas tidak dibekali oleh pihak-pihak tersebut, sehingga enteng mengklaim bahwa Islam aswaja dianggap bid'ah.
"Kemudian mereka menghakimi orang karena tidak mengetahui keseluruhan perspektifnya. Seandainya pengetahuan seseorang lebih luas, pasti tidak akan mudah untuk menyalahkan orang lain. Hal yang demikian bukanlah sifat orang yang alim atau berilmu," terang dia.
Lebih lanjut, Gus Fahrur menuturkan penafsiran berbagai dalil dalam agama dilakukan secara ekstrem, cenderung memperlihatkan wawasan dan sudut pandang yang kurang terhadap keagamaan.
Kurangnya wawasan tersebut, kata dia, rentan menyebutkan bid'ah atau sesat. Bahkan kekerasa menjadi halal bagi kelompok yang pandangannya berseberangan.
Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu memaparkan bahwa, kelompok tersebut hanya melontarkan ketegasannya merasa di jalur yang benar. Padahal baru melihat dari satu sisi.
"Ketika dia pegang ekor, dia mendefinisikan gajah itu bentuknya kecil dan membodoh-bodohkan yang bilang gajah itu besar. Karena apa? Dia hanya pegang ekor. Lalu orang yang pegang perut bilang bentuknya gajah itu besar dan mengklaim bahwa yang bilang gajah itu kecil berarti kafir," jelasnya.
"Padahal, jika mengetahui dari keseluruhan sisinya, orang akan bilang bahwa gajah itu besar, punya telinga begini, ekornya begini, perutnya begini, dan seterusnya. Kenapa? Karena ia mampu melihat dengan jelas," lanjutnya lagi.