Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kemenag Cecep Khairul Anwar bicara konsep KUA untuk pengolahan air Wudhu dan air hujan.
Sumber :
  • Kemenag

Bangun Konsep Ramah Lingkungan di Gedung KUA, Kemenag Ungkap untuk Pengolahan Limbah Air Wudhu dan Hujan

Jumat, 17 Januari 2025 - 18:25 WIB

Jakarta, tvOnenews.com - Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama (Kemenag) Cecep Khairul Anwar mengatakan pihaknya terus menggencarkan pembangunan gedung Kantor Urusan Agama (KUA) dilapisi inovasi ramah lingkungan (green building).

Cecep menyebutkan bahwa green building di setiap gedung KUA bertujuan adanya pengolahan limbah air wudhu dan air hujan melalui teknologi ground tank atau tangki tanah.

"Limbah air wudhu ini nantinya akan diolah kembali untuk keperluan umum agar tidak terbuang sia-sia," ungkap Cecep dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (17/1/2025).

Menurut Cecep, limbah air wudhu yang terkumpul bisa dimanfaatkan lagi dengan kehadiran teknologi tangki tanah.

Teknologi tangki tanah ini, kata Cecep, agar kembali mengolah air wudhu agar bersih dan bisa bermanfaat untuk bersuci lagi.

Biasanya limbah air wudhu ini akan kembali berguna untuk irigasi taman dan mendukung fasilitas umum tetap bersih.

Di Kantor KUA, ia menyebutkan penggunaan air wudhu dalam satu hari bisa mencapai dua liter setiap orangnya. Jika mengacu pada hitungan jumlah 20 orang bisa sebanyak 1.200 liter per hari.

Perihal air hujan, Cecep menjelaskan pengolahan ini bisa bermanfaat untuk alternatif bahan air bersih. Hal ini sangat berguna untuk daerah terdampak kekeringan atau sulit menemukan sumber air.

Ia mengabarkan bahwa ada tiga tahap penyaringan dalam proses pengolahan air wudhu dan air hujan agar kembali bersih dan aman digunakan kembali.

"Penerapan teknologi ini merupakan langkah strategis dalam mendukung pembangunan berkelanjutan," jelasnya.

Pengolahan kedua air ini mengingatkan bahwa Kantor KUA dibangun menggunakan konsep ramah lingkungan alias green building.

Pembangunan ini dengan konsep ini menargetkan 160 gedung KUA akan berlangsung pada Maret hingga Agustus 2025.

Penentuan lokasi 160 gedung KUA, Cecep mengatakan hal ini berdasarkan hasil kesepakatan bersama Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

"Indikator tersebut adalah, pertama, prioritas diberikan kepada KUA yang belum memiliki gedung, namun telah memiliki lahan bersertifikat atas nama Kemenag, terutama yang sumber lahannya merupakan hibah dari pemerintah daerah," terangnya.

Gedung KUA yang tua dan telah runtuh menjadi target utama menerapkan konsep ramah lingkunugan, karena telah terbengkalai lebih dari 40 tahun.

KUA mempunyai lahan sertifikat di perbataran juga menjadi titik fokus. Sebab, Kemenag menganggap kehadiran mereka sangat penting di perbatasan khususnya antarnegara untuk menciptakan pelayanan kepada masyarakat secara merata dan adil.

"Penentuan indikator ini telah ditekankan oleh Bappenas untuk memastikan keadilan dan pemerataan layanan," tandasnya.

(ant/hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
01:06
18:55
09:14
05:52
10:14
01:07
Viral