- dok.AFC
Tak Tahan dengan Kondisi di Jakarta, Pemain Mualaf di Timnas Indonesia Sebut 2 Hal Ini yang Buatnya Kurang Nyaman
Jakarta, tvOnenews.com- Pemain berstatus mualaf di Timnas Indonesia, Ragnar Oratmangoen ternyata merasa kurang nyaman dengan 2 hal ini di Jakarta.
Hal ini mungkin jarang diketahui para penggemar sepak bola atau suporter Timnas Indonesia. Terlebih para fans Ragnar Oratmangoen yang dikenal ramah itu
- Instagram/0ratmangoen
Ragnar Oratmangoen yang disapa Wak Haji ini sebut dua hal itu berkaitan dengan kebugaran atau kesehatan.
Wak Haji menjelaskannya dalam sesi wawancaranya beberapa waktu lalu. Mengutip dari obrolan santai Ragnar Oratmangoen bersama Mamat dalam Podcast YouTube Soccer77, pada Minggu (19/14).
Pemain naturalisasi itu membeberkan 2 alasan itu, pertama keruwetan lalu lintas, biasa kita sebut macet.
Kemudian, hal kedua sebagai alasan yaitu, ia sebut suhu hangat tapi nggak ada matahari, hingga kesulitan mendapatkan panas saat latihan.
Terlebih saat ia latihan atau libur tenryata sulit. "Saya sudah mendengar (paham) soal negara Indonesia," jawab Ragnar Oratmangoen.
- dok.PSSI
"Bagaimana soal Jakarta? apakah kamu suka?," tanya Mamat ke Wak Haji.
"Tidak," jawab Pemain naturalisasi itu sambil tertawa dan diikuti ketawa Mamat, ditimpa mamat sebagai host, karena "kemacetan ya pasti?," tanya mamat lagi.
"Iya itu salah satunya, tapi juga karena di sini susah untuk mendapatkan matahari. Rasanya hangat di sini kadang, tapi ketika latihan tidak ada, bahkan saat libur pun juga," jawab Ragnar.
Pemain ini memiliki nama lengkap Ragnar Anthonius Maria Oratmangoen lebih akrab disapa Wak Haji, sangatlah populer di Indonesia. Ia menjadi pusat perhatian publik karena kemampuan dalam bermain sepak bola.
Kabarnya pada 13 Agustus 2024, Oratmangoen resmi bergabung dengan klub Liga Pro Belgia F.C.V Dender dengan kontrak dua tahun.
Berdasarkan informasi dirangkum tvOnenews.com, Ragnar Oratmangoen pemain Timnas Indonesia ini, ternyata lahir dari keluarga non-muslim beragama Nasrani.
Meskipun 2 hal itu buatnya kurang nyaman, tapi Wak Haji tetap lebih nyaman dan menyenangkan di Indonesia karena tingkat toleransinya tinggi.
Bahkan ia mengaku di sini bebas mendengarkan adzan kapanpun dan di manapun. Dibandingkan di negara kelahirannya Belanda.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host dalam kesempatan yang sama.
"Indonesia mayoritas beragama islam, dan bagaimana pandangan kamu jika dibandingkan dengan eropa yang cukup bebas?," tanya Mamat sebagai host.
"Sebenarnya tidak begitu sulit di Belanda. Namun kamu tidak akan sebebas yang diinginkan," jawab Ragnar Oratmangoen.
"Sebab mereka orang Belanda sangat mudah mengudge orang lain, berbeda dengan saya Indonesia," jelas Wak Haji.
Ragnar menjadi mualaf disampaikan tidaklah mudah. Namun rasa itu muncul disaat, ia kerap diajak teman-temannya semasa kecil ke Masjid.(Klw)