- Tangkapan layar YouTube Adi Hidayat Official
Imam Baca Doa Qunut tapi Makmum Belum Biasa Amalkan saat Shalat Subuh, Ustaz Adi Hidayat Bilang Sikapnya Harus Begini
tvOnenews.com - Ustaz Adi Hidayat menjelaskan sikap makmum saat sesi imam shalat Subuh berjamaah membaca doa qunut.
Bacaan doa qunut menimbulkan beragam pembahasan baik dilakukan antara imam dan makmum shalat Subuh berjamaah. Ustaz Adi Hidayat membahas bagi makmum yang tidak terbiasa membaca amalan tersebut.
Menurut Ustaz Adi Hidayat (UAH), sikap makmum menjadi perhatian penting. Apalagi jika tidak biasa membaca doa qunut ketika imam mengisi amalan ini dalam shalat Subuh berjamaah.
Lantas, bagaimana makmum bersikap saat imam membacanya namun tidak biasa doa qunut? UAH mengikuti dari kebiasaan pengamalan bacaan tersebut di setiap pelaksanaan shalat Subuh.
"Kalau imam baca qunut, Antum bisa ikuti amalkan qunut jadi makmum. Persoalan selesai cukup mengaminkan," ungkap UAH dalam suatu ceramah dikutip dari kanal YouTube Tasya Izoel, Selasa (21/1/2025).
- iStockPhoto
Kebanyakan pelaksanaan shalat Subuh berjamaah di Indonesia mengisi doa qunut. Sebab, hal ini mengingatkan umat Muslim di Indonesia dominan mengikuti Mazhab Imam Syafi'i.
Doa qunut juga masih menjadi persoalan dan perdebatan di beberapa kalangan. Walaupun permasalahan bacaan ini mengacu dalam perbedaan penjelasan sejumlah hadis riwayat.
Bahwasanya qunut berarti sebagai doa khusus setelah i'tidal rakaat terakhir, biasanya dominan dikerjakan dalam shalat Subuh,Witir, dan ibadah lainnya hingga kondisi tertentu.
Kemudian, UAH menjelaskan sikap makmum yang mengharuskan angkat tangan, sebagai cara mengaminkan bacaan doa qunut dari imam shalat.
Selaku Direktur Quantum Akhyar Institute, ia menengahi permasalahan bahwa tidak wajib mengangkat tangan. Meskipun ini berkaitan dengan posisi doa yang semestinya.
"Makmum tugasnya mengikuti apa yang dilakukan imam. Misalnya imam sedang rukuk, maka Antum harus rukuk. Kalau imam sujud pasti Antum sujud. Imam mengamalkan qunut, Antum tetap ikut baca qunut," terang dia.
Wakil Ketua I Majelis Tabligh Pimpinan Pusat Muhammadiyah itu sering mendapat kasus makmum hanya ikut-ikutan saja saat mengaminkan doa qunut, tapi tidak hafal makna dan artinya.
Ia membagikan solusi agar terhindar keraguan ini. Makmum bisa memakai cara mengikuti saja, pengucapan "amin" dan pengangkatan tangan tidak wajib.
Bagi yang berfikir Subuhnya tidak afdhol perkara tak hafal qunut, kata UAH, tidak adanya keharusan sujud sahwi karena amalan ini bersifat sunnah.
"Kalau imam tidak membaca qunut, Antum juga ikut tak mengamalkan qunut. Jika imam baca dan makmum tak melantunkannya tidak masalah. Gampang itu selesai sebenarnya," jelasnya.
Ia menyoroti prinsip shalat Fardhu' secara berjamaah masih banyak umat Muslim yang kurang paham terhadap persoalan ini. Perbedaan pendapat hanya membuang waktu sia-sia.
Pendakwah kelahiran asal Pandeglang, Banten ini menuturkan sikap makmum tidak perlu dibawa ribet, dan harus mengerjakannya secara ikhlas jika ingin ikut imam baca qunut walaupun tidak hafal sama sekali lafadznya.
Ia mengingatkan jangan sampai pahala shalat berjamaah luntur, akibat perbedaan pandangan dan merasa Subuh tidak sah mengharuskan sujud sahwi.
"Awas tidak boleh terlampau saleh di sini. Apabila imam doa qunut, maka sikap Antum cukup mengaminkan. Tidak perlu memunculkan segala hal berlebihan," pesannya.
Penceramah usia 40 tahun ini mengatakan seorang mukmin yang tidak terbiasa doa qunut rentan tak khusyuk, hanya jarang atau tak sama sekali membaca amalan tersebut.
Ia kembali berpesan bahwa peningkatan iman dan takwa harus tetap dijaga, sebagai tanda shalat mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Sikap menerima berbagai asumsi dari Muslim lain, UAH sangat mengapresiasi hal ini, cara menanamkan akhlak dan adab seperti yang diajarkan agama Islam.
"Kalau imam membaca qunut, itu bukan masalah besar. Paling utamanya bahwa makmum mengikuti tanpa unsur paksaan," katanya.
Bagi UAH, sikap mencari kesalahan hanya menimbulkan rasa was-was yang mengganggu keabsahan shalatnya. Sangat bahaya jika memandang ibadahnya diselimuti kesalahan akibat punya spekulasi tersebut.
Keikhlasan dan mencapai ridha Allah SWT menjadi pesan UAH agar ibadah selalu khusyuk dan tetap terjaga dengan baik di setiap pengamalan Subuhnya.
(hap)