Buya Yahya bagikan langkah-langkah awal terbaik menjadi mualaf pasca memeluk agama Islam.
Sumber :
  • Tangkapan Layar YouTube Al-Bahjah TV

Baru Mualaf tapi Belum Paham Banget tentang Agama Islam, Buya Yahya Bagikan Langkah Terbaiknya

Senin, 27 Januari 2025 - 17:35 WIB

tvOnenews.com - Buya Yahya menjelaskah langkah-langkah terbaik dalam proses telah mualaf untuk orang yang mantap masuk agama Islam.

Buya Yahya memahami tidak semua mualaf langsung paham betul dengan agama Islam, bahkan hatinya baru sekadar terketuk dan butuh pembelajaran lebih dalam.

Langkah-langkah awal terbaik menjadi seorang mualaf dijelaskan oleh Buya Yahya pun bermula dari salah satu jemaah perempuannya asal Kalimantan.

"Di kampung ana di Kalimantan Tengah banyak para mualaf sekitar 50 orang, jadi apa langkah-langkah awal untuk para mualaf supaya bisa memahami isu Islam adalah agama yang benar dan bersih?," tanya jemaah perempuan kepada Buya Yahya dikutip dari kanal YouTube Al-Bahjah TV, Senin (27/1/2025).

Mualaf istilahnya adalah orang yang baru masuk agama Islam. Sebelumnya memegang kepercayaan selain Islam biasanya disebut non-Muslim, artinya telah terketuk menjadi seorang Muslim.

Ilustrasi proses mualaf untuk memeluk agama Islam setelah ucap dua kalimat syahadat
Sumber :
  • Istockphoto

 

Dalam proses mualaf biasanya menghadirkan beberapa tokoh agama bahkan tokoh lainnya menjadi saksi untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

Sebab, bagi orang ingin memeluk agama Islam wajib melantunkan dua kalimat syahadat, bila mana mengacu ketentuan pada rukun Islam yang pertama.

Kebutuhan menjadi mualaf agar tidak masuk golongan merugi telah diperingatkan di mana tercantum pada Surat Al Kahfi Ayat 105, Allah SWT berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا بِاٰيٰتِ رَبِّهِمْ وَلِقَاۤىِٕهٖ فَحَبِطَتْ اَعْمَالُهُمْ فَلَا نُقِيْمُ لَهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ وَزْنًا

Artinya: "Mereka itu adalah orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhannya dan (kufur pula terhadap) pertemuan dengan-Nya. Maka, amal mereka sia-sia dan Kami tidak memberikan penimbangan terhadap (amal) mereka pada hari Kiamat." (QS. Al Kahfi, 18:105)

Ayat tersebut mengandung tafsir sebagai acuan bagi mualaf benar-benar ingin memeluk agama Islam. Hanya memikirkan bagaimana bisa masuk golongan orang beriman dan selamat di akhirat kelak.

Namun, untuk menjadi mualaf tidak mudah. Pastinya akan menghadapi dan masa transisi dari kepercayaan agama sebelumnya, memahami seputar agama Islam lebih dalam.

Buya Yahya membagikan beberapa langkah guna sebagai mualaf yang benar-benar ingin menuju jalan benar.

Langkah pertama, kata Buya Yahya, sebenarnya mualaf telah menanamkan iman dan ketakwaan bahwa Tuhan yang sebenarnya adalah Allah SWT.

Ia mengatakan keyakinan ini bisa berpatokan dengan kepercayaan saat sebelum memeluk agama Islam. Menurutnya, hal tersebut tidak menjadi masalah selagi dijadikan acuan tanam keimanan.

"Tentu saja yang pertama adalah masalah keimanan, dan keyakinannya. Bahasanya tentang Ketuhanan tentang Allah yang Maha Tunggal karena biasanya biar pun dia mualaf, dia punya latar belakang agama sebelumnya," ujar Buya Yahya.

Ia menyebutkan cara seperti saat menganut kepercayaan agama sebelumnya untuk acuan bahwa kini harus benar-benar Islam sebagai agama yang sempurna.

Menurutnya, keimanan telah tertanam sejak memutuskan mualaf bahkan tidak ragu lagi untuk bersikeras masuk agama Islam.

"Dikukuhkan masalah keimanan kepada Tuhan yang Maha Tunggal, biasanya kalau sudah masuk mualaf itu sudah beres," terangnya.

"Kalau masih belum beres enggak akan masuk Islam, biasanya sudah jelas meyakini tidak ada Tuhan selain Allah, selesai," sambung dia.

Ada pula cara melakukan hal-hal pertama sebagai mualaf, Buya Yahya mengatakan minimal bisa mengerjakan amalan sederhana berupa akhlak.

"Kemudian barang kali yang ditanyakan tentang amalan atau sebagainya, pertama adalah akhlak mulia," katanya.

Pengasuh LPD Al Bahjah itu menuturkan apabila seseorang telah berkeluarga saat baru mualaf, harus menanamkan akhlak mulia dalam rumah tangganya.

"Karena akhlak mulia itu meringankan bagi dia dan ajarkan semakin baik dengan keluarganya, jangan diajari permusuhan," ucapnya.

Ia menyoroti kondisi mualaf pasti akan dapat pertentangan dari pihak keluarga yang masih non-Muslim. Tetapi akhlak mulia harus menjadi langkah pertama agar menghormati keluarganya.

"Kalau punya ibu yang belum masuk Islam wajib berbakti, dalam Islam pun demikian diajarkan, diperintahkan di dalam Islam biar pun oranag tuanya masih non-Muslim," tuturnya.

"Sebagai seorang anak tetap wajib memberikan nafkah, membantu, menolong makanya kalau ada seorang mualaf maka syarat yang paling berat di antaranya adalah dia harus menjadi lebih baik kepada keluarganya daripada sebelum masuk Islam," lanjutnya lagi.

Lebih lanjut, Buya Yahya menjelaskan ajaran seputar ibadah juga bagian penting. Minimal wajib memberikan pendidikan agar kenal dengan shalat Fardhu.

"Masalah ibadah-ibadah tolong diajari sesuatu yang fardhu-fardhu saja. Jadi cara mengajari shalat orang mualaf sudah dewasa berbeda dengan mengajari shalat anak-anak kevil di musholah," paparnya.

Ia menegaskan minimal pemahaman shalat Fardhu yang harus diajari adalah bacaan Surat Al Fatihah, meskipun tidak membiarkan rukun-rukun lainnya untuk dipahami oleh seorang mualaf.

"Kalau belum bisa baca Surat Al Fatihah yang penting berdiri dia, biar pun hanya sekadar diam saja sambil nanti nunggu belajar pelan-pelan," pesannya.

Selanjutnya bacaan tasyahud menjadi salah satu lima hal yang wajib dibaca oleh seorang mualaf saat baru pertama kali shalat.

"Enggak punya hafalan suruh ngetik tulis di depan tidak apa-apa karena baca masih boleh. Kalau sujud, rukuk enggak ada bacaannya yagn wajib, bacaannya sunnah semuanya," tuturnya.

Kemudian, pemahaman mandi wajib menjadi bagian agar seorang mualaf tetap dalam suci. Apalagi bagi perempuan pastinya mengalami proses menstruasi atau haid.

"Sudah junub dia perlu mandi besar, diajari enggak susah-susah jangan ribut dan repot-repot, langsung ceburin dengan niat mandi besar, selesai," jelasnya lagi.

Menurutnya, memberikan pemahaman yang ribet dan harus benar-benar hafal setiap amalan, hanya menyebabkan bagi mereka yang mualaf pusing.

Penyesuaian diri menjadi Muslim yang taat harus dilakukan secara bertahap atau pelan-pelan. Buya Yahya mengatakancara tersebut agar mereka nyaman saat menggali ilmu dalam syariat agama Islam.

"Sederhanakan pada orang-orang itu jangan ribet, ini ustaznya ngajar ilmu mutlak, akhirnya sudah enggak usah masuk Islam, ruwet urusan air Wudhu saja," tandasnya.

(hap)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
18:52
01:21
01:16
21:59
03:19
03:04
Viral