- Tangkapan Layar YouTube Adi Hidayat Official
Meski Puasa Penuh Selama Bulan Ramadhan, Kalau Tidak Pernah Shalat Memangnya Bisa Diterima? Ustaz Adi Hidayat Bilang…
tvOnenews.com - Melakukan puasa Ramadhan dalam sebulan penuh tapi tidak pernah menjalankan shalat, apakah tetap diterima? Ustaz Adi Hidayat berikan penjelasannya.
Bulan Ramadhan menjadi bulan suci yang paling ditunggu oleh seluruh umat muslim di dunia.
Selama bulan Ramadhan banyak orang yang berlomba-lomba untuk mengumpulkan pahala sebanyak-banyaknya dengan melakukan ibadah dan amalan sunnah.
Namun, bagaimana jika seseorang melakukan puasa penuh pada bulan Ramadhan tapi tidak pernah melaksanakan shalat.
Apakah puasa Ramadhan orang tersebut tetap diterima oleh Allah SWT?
Dalam satu kajiannya, Ustaz Adi Hidayat mengungkapkan hukum orang melakukan puasa Ramadhan dalam satu bulan namun tidak pernah shalat.
Seperti apa penjelasan Ustaz Adi Hidayat mengenai hal tersebut? Simak informasinya berikut ini.
- Tangkapan layar Ustaz Adi Hidayat
Dilansir tvOnenews.com dari tayangan YouTube Ukhti HTA, berkaitan dengan masalah ini, Ustaz Adi Hidayat langsung memberikan pesan tegas dan meminta untuk berhati-hati.
Pasalnya, Nabi Muhammad tegaskan mengenai perkara ini dalam sebuah hadits.
"Awas hati-hati, Nabi pernah menyampaikan peringatan keras, hati-hati hadisnya bahkan hadis yang sangat luar biasa mendekati hadis yang tingkat tinggi derajatnya," tegas Ustaz Adi Hidayat pada tayangan YouTube Ukhti HTA.
Kemudian, Ustaz Adi Hidayat menjelaskan secara rinci maksud dari isi hadits tersebut.
"Maka siapapun orang-orang yang puasa, meninggalkan makan minumnya, tapi dia tidak terputus kata-kata yang kotor, maka Allah tidak butuh pada puasanya."
Berdasarkan hadits tersebut, Ustaz Adi Hidayat mengingatkan saat berpuasa seharusnya tidak dibarengi dengan perbuatan maksiat.
"Jadi kalau masih ada orang puasa senang mencuri, senang mencela, ya itu kata nabi Allah tidak butuh pada puasanya, ini bahasa yang sangat tegas sekali," jelas Ustaz Adi Hidayat.
"Artinya, jangan coba-coba menyandingkan puasa dengan maksiat," sambungnya.
Oleh sebab itu, Ustaz Adi Hidayat mempertanyakan mereka yang berbuat maksiat ketika melakukan puasa.
"Kalau ada orang puasa tapi masih maksiat, ada yang salah dengan puasanya," tegas Ustaz Adi Hidayat.
Sejatinya puasa merupakan perisai dari segala jenis kemaksiatan.
"Puasa yang benar akan memberikan perisai dari kemaksiatan," kata Ustaz Adi Hidayat.
Lantas jika masih melakukan maksiat selama berpuasa, dikhawatirkan puasanya akan jadi tidak bernilai.
"Begitu dikerjakan, tidak ada nilai puasanya," ujar Ustaz Adi Hidayat.
Dan perlu diingat bahwa dalam puasa itu ada tindakan yang membatalkan secara langsung dan ada yang bersifat merusak.
"Puasa itu ada yang membatalkan langsung, ada merusak," ungkap Ustaz Adi Hidayat.
Misalnya, minum saat puasa tentu membatalkan puasa.
Sementara menggibah itu tidak membatalkan tapi akan merusak dan menghabiskan pahala puasa.
Dari sini Ustaz Adi Hidayat menekankan bahwa meninggalkan shalat yang termasuk sebagai maksiat sehingga akan membuat puasa Ramadhan tidak akan bernilai walau sebulan penuh.
Apalagi shalat 5 waktu adalah ibadah wajib dan menjadi tiang agama bagi umat Islam. (far/kmr)