

- Freepik
17 Prediksi Ulama Mengenai Malam Lailatul Qadar: Benarkah di Malam Ganjil?
tvOnenews.com - Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang terjadi di 10 malam terakhir bulan Ramadhan, yang keutamaannya disebut dalam Al-Qur’an sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan (QS. Al-Qadr: 3). Pada malam ini, malaikat turun ke bumi dengan membawa rahmat, keberkahan, dan ampunan bagi hamba-hamba yang beribadah dengan penuh keikhlasan.
Adapun keutamaan dari Lailatul Qadar antara lain:
Lebih baik dari seribu bulan – Ibadah pada malam ini lebih utama daripada ibadah selama 83 tahun 4 bulan.
Malaikat turun ke bumi – Membawa kedamaian dan keberkahan bagi umat Islam yang beribadah.
Ampunan dosa – Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barang siapa yang menghidupkan Lailatul Qadar dengan iman dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)Doa mustajab – Pada malam ini, doa yang dipanjatkan dengan tulus akan lebih mudah dikabulkan.
Sementara dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa tanda-tanda malam Lailatul Qadar antara lain:
- Udara terasa sejuk, tidak panas dan tidak dingin.
- Suasana malam lebih tenang dan damai.
- Matahari keesokan harinya terbit dengan cahaya lembut tanpa sinar yang menyilaukan.
Meski ada tanda-tanda yang dibocorkan, adanya Lailatul Qadar menjadi misteri dan harus dikejar oleh setiap Muslim. Namun apakah ada dalil yang menguatkan kapan terjadinya malam Lailatul Qadar itu? Berikut 17 perbedaan pendapat ulama dalam penentuan jatuhnya malam Lailatul Qadar.
Dalam kitabnya yang berjudul Janā Al-Jannatain Fī Syarafi Al-Lailatain, Syaikh Abī Abdillah Muhammad bin Ahmad ibn Marzūq at-Tilmasāni memaparkan bahwa para ulama berbeda pendapat mengenai penentuan jatuhnya malam Lailatul Qadar.
Perbedaan pendapat para ulama mengenai apakah Lailatul Qadar dikhususkan pada zaman Nabi Muhammad Ṣalla Allāh ‘Alaihy wa Sallam saja ataukah tidak? Menurut jumhūr (kebanyakan ulama) ia tidak dikhususkan di zaman Nabi saja, seperti halnya ia jatuh berbeda pada setiap tahunnya.
Pendapat Pertama
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 Ramadhan ini merupakan pendapat Ali, Aisyah istri Nabi, Muāwiyah bin Abī Sufyān, Abdullah bin Umar bin Al-Khaṭṭab dan beberapa kelompok dari kalangan Tabi’in.
Mereka bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Muslim berikut ini.
حدثنا محمد بن المثنى: حدثنا محمد بن جعفر: حدثنا شعبة قال: سمعت عبدة بن أبي لبابة يحدث عن زر بن حبيش عن أبي بن كعب رضي الله عنه قال: قال أبي في ليلة القدر: والله إني لأعلمها: قال شعبة: وأكبر علمي هي الليلة التي أمرنا رسول الله صلى الله عليه وسلم بقيامها, هي ليلة سبع وعشرين (صحيح مسلم-كتاب الصيام-ص: ٤٨٨)
“Ubay berkata mengenai jatuhnya malam Lailatul Qadar, demi Allah aku tidak mengetahuinya. Syu’bah berkata: “Sepenuh pengetahuanku bahwa Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27 yang mana Rasulullah memerintahkan kita untuk menghidupkan malam tersebut.”
Pendapat Kedua
Malam Lailatul Qadar jatuh pada setiap malam satu tahun penuh dan berpindah-pindah, hal tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ūd dan condong kepada pendapat Imam Abū Hanīfah.
Alasannya adalah karena ia tetap dan tidak diangkat, maka pendapat yang menentukan Lailatul Qadar adalah pendapat yang sangat lemah.
Pendapat Ketiga
Malam Lailatul Qadar jatuh pada satu bulan penuh bulan Ramadhan didasarkan pada firman Allah pada surat al-Baqarah ayat 184, di dalamnya Allah hanya menyebutkan waktu yang umum di seluruh bulan Ramadhan supaya manusia berusaha keras untuk mendapatkannya.
Pendapat Keempat
Malam Lailatul Qadar jatuh pada sepuluh akhir bulan Ramadhan, didasarkan pada hadits-hadits dalam kitab sahih, pendapat tersebut dikemukakan oleh Mālik, As-Syafi’i, Al-Auza’i, Ishāq, Abī Tsaur, Ahmad bin Hambal, pendapat inilah yang menjadi awal perbedaan penentuan Lailatul Qadar pada sepuluh akhir.
Pendapat Kelima
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam pertama bulan Ramadhan, ini merupakan pendapat Abdul Azīz bin Ibrāhim bin Ahmad At-Tamīmī.
Pendapat Keenam
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-17 Ramadhan yang pada subuh malam tersebut terjadi perang Badar, ini merupakan pendapat yang dikemukakan Hasan, Ishāq, Abdullah bin Zubair.
Mereka berlandaskan dengan surah al-Anfāl ayat : 41. Menurut Ibnu Arabī hari tersebut adalah malam ke -17 yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ūd.
Pendapat Ketujuh
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-19 menurut Al-Hafidz di dalam kitab Al-Fath.
Pendapat Kedelapan
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21, Imam Syafi’i condong pada malam tersebut didasarkan pada hadits "الماء والطين" yang diriwayatkan oleh Abū Saīd Al-Khudrī yang dikeluarkan dari Imam Malik dalam kitab Al-Muwaṭa` dan selainnya.
Pendapat Kesembilan
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23 seperti yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar yang dikeluarkan oleh Abdul Razaq di dalam kitab Al-Musannaf.
Pendapat Kesepuluh
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25 didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Abī Saīd Al-Khudrī bahwasannya Rasulullah Ṣalla Allāh ‘Alaihy wa Sallam bersabda “Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh terakhir, sembilan terakhir, lima terakhir (malam ke 25) diriwayatkan oleh Imam Muslim.
Pendapat ke-11
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29 seperti yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya bahwa Rasulullah bersabda “Lailatul Qadar itu jatuh pada malam ke-29 atau malam ke-27, maka sesungguhnya para malaikat pada malam tersebut seperti bilangan kerikil.”
Pendapat ke-12
Malam Lailatul Qadar jatuh pada tanggal ganjil pada sepuluh akhir bulan Ramadhan yang diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari Ibnu Abbas.
Pendapat ke-13
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam "الأشفاع", Imam Al-Hasan berkata “pada malam ke-24 matahari terangkat ke atas selama dua puluh tahun, kemudian aku melihatnya terbit berwarna putih tanpa disertai sinar yang mencorong yaitu sinar yang banyak.
Pendapat ke-14
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-26 yang didasarkan sebagian hadis.
Pendapat ke-15
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-15 sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Al-Arabi di sebagian kitabnya.
Pendapat ke-16
Malam Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-15 di bulan Sya’ban sebagaimana yang diceritakan oleh "سند بن عنان" orang yang mengemukakan pendapat ini berdalih dengan firman Allah surah Ad-Dukhan ayat 4 yang berbunyi “Pada (malam itu) dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah”.
Pendapat ket-17
Ketika malam Lailatul Qadar jatuh pada hari di tahun ini, maka ia pun akan jatuh lagi di bulan yang selanjutnya, pendapat ini dinisbatkan kepada Abdullah bin Mas’ūd.
Itulah 17 pendapat ulama tentang kapan jatuhnya malam Lailatul Qadar. Kapan pastinya malam Lailatul Qadar, hanyalah Allah yang Maha Mengetahui. Maka, mari kita maksimalkan ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan agar mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dan rahmat Allah. Aamiin. (put)
Artikel ini ditulis oleh: Muhammad Maulana Faqih - Santri Nahdlatul Ulama