

- tim tvOne/zainal azkhari
Mudik di 10 Malam Terakhir? Begini Cara Tetap Kejar Pahala Lailatul Qadar
tvOnenews.com - Bulan Ramadhan menjadi momen penuh keberkahan bagi umat Islam. Salah satu bagian paling istimewa dalam Ramadhan adalah 10 malam terakhir yang diyakini menjadi waktu turunnya Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan. Namun, bagi banyak orang, 10 malam terakhir ini juga bertepatan dengan waktu mudik ke kampung halaman.
Lalu, bagaimana cara tetap menghidupkan malam-malam tersebut di tengah perjalanan? Berikut tips dari Buya Yahya tentang cara tetap maksimal ibadah di 10 malam Ramadhan, meski saat mudik
“Anda harus menjadi orang yang cerdas, jadikan perjalanan Anda seperti orang yang sedang itikaf di Masjid. Dengan niat menentukan shalat dimana, membaca shalawat sepanjang perjalanan dan melakukan shalat diatas kendaraan,” saran Buya Yahya, dikutip tvOnenews.com pada Sabtu (22/3/2025) dari ceramahnya di YouTube Al-Bahjah TV.
Buya Yahya kemudian juga menjelaskan tata cara shalat di atas kendaraan.
“Sebelumnya kita usahakan shalat di rest area atau sebagainya terlebih dahulu, kalau sudah tidak bisa boleh dilakukan di dalam kendaraan,” jelasnya.
“Caranya cukup tayamum, lalu tutup aurat. Wanita bisa tutup bagian tangan dengan baju, kaki dengan selimut. Lalu menghadap ke depan saja itu kiblatnya,” lanjutnya.
Kemudian takbir seperti biasa, baca surah yang mudah-mudah saja.
“Rukuk cukup tunjukan kepada dan majukan badan sedikit. Dan sujud tidak perlu tempelkan kepala ke jok atau ke lutut kita,” katanya.
Posisi shalat di kendaraan cukup hanya dengan lakukan sama seperti gerakan rukuk.
“Cuma agak lebih bawah aja nundukin badannya. Sudah itu shalat,” jelas Buya Yahya.
Sementara untuk wudhu kata Buya Yahya tidak perlu di tempat wudhu atau toilet jika sedang genting. Sebagai catatan, wudhu di perjalanan bisa hanya dengan air kemasan.
“Jika ambil wudhu di tempat wudhu atau di toilet susah, cukup pakai air kemasan. Cukup segenggam air anda basuhkan di wajah, sekali sudah sah,” tandasnya.
Kemudian ke tangan, yang penting ada genangan atau gemericik yang di basuh ke tangan itu sudah sah.
“Basuh rambut yang ada di kepala, dan untuk kuping sunnah, kalau bagian kuping gak kena ya gak masalah. Kemudian kaki, cukup gemericik air sampai mata kaki sudah sah,” jelas Buya Yahya.
Kemudian mengenai buang air kecil, Buya Yahya menjelaskan bahwa jika saat mudik tidak tahan maka tidak perlu air, cukup gunakan tisu.
“Maka Anda setelah buang air kecil cukup dengan tisu. Setelah buang air kecil anda usap dengan tisu,” jelasnya.
“3 kali usapan dengan 3 kali tisu. Dan itu mensucikan tidak menghalangi wudhu,” ujar Buya Yahya.
Itulah penjelasan dari Buya Yahya mengenai tata cara shalat diatas kendaraan saat mudik. Mudik bukan alasan untuk kehilangan momen istimewa di 10 malam terakhir Ramadhan. Dengan strategi ibadah yang fleksibel seperti dzikir, doa, membaca Al-Qur’an, serta shalat di waktu yang memungkinkan, kita tetap bisa meraih keberkahan Lailatul Qadar meskipun dalam perjalanan. Semoga kita semua mendapatkan pahala maksimal di bulan Ramadhan 2025 ini dan diampuni segala dosa oleh Allah SWT. Aamiin.
Wallahu’alam
(put)