- unsplash.com
Mengenal Hadits Qudsi, Wahyu Allah yang Tak Masuk dalam Al-Quran
Seluruh umat Muslim tentu mengetahui kedudukan hadits dalam agama Islam. Hadits seringkali menjadi sebuah sumber hukum dan rujukan dalam berbagai aspek kehidupan dan beribadah.
Hadits memang memiliki kedudukan kedua setelah Al - Quran sebagai sumber hukum. Namun jika menyebut tentang Hadits Qudsi, belum tentu semua umat muslim mengetahuinya. Istilah ini bahkan mungkin masih awam bagi sebagian masyarakat.
Dilansir dari laman web resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hadits sendiri dimaknai sebagai ucapan, perbuatan, dan sesuatu yang disetujui oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam konteks ini, Hadits Qudsi memang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW namun Hadits Qudsi ini bersumber langsung dari Allah SWT.
Namun apabila sama - sama bersumber langsung dari Allah, lantas apa bedanya Hadits Qudsi dengan Al - Quran?
Semua ulama sepakat bahwa isi Al - Quran adalah wahyu dari Allah, namun ternyata ada lagi wahyu Allah yang tak boleh disebut bagian dari Al - Quran yakni Hadits Qudsi. Jadi meskipun sama - sama bersumber dari Allah namun keduanya tidak memiliki kedudukan yang sama.
Dalam kitab al-Qawaidul Asasiyah fi Ilmi Mustholah al-Hadits halaman 16-19, Sayid Muhammad bin Alwi al-Maliki al-Hasani menjelaskan;
الحديث القدسي نسبة إلى القدس ، والقدس هو : الطهارة والتنزيه ، ويطلق عليه الحديث الإلهي نسبة للإله والحديث الرباني نسبة للرب جل وعلا