- tim tvone/Akhyar
Satu-satunya Al-Qur'an Berusia Ratusan Tahun di Medan, Bukti Peradaban Islam di Masa Kesultanan Deli
"Hanya bisa memastikannya melihat dari kaca pembatas rak Al-Qur'an itu saja. Karena pihak Badan Kemakmuran Masjid tidak mengizinkan. Sebab, takut mengalami kerusakan, sama halnya seperti yang dialami dua Al-Qur'an dari tiga di antara Al-Qur'an tertua di Medan," ucapnya.
Sambungnya menjelaskan, pada masa lalu, ketiga Al-Qur'an tertua tersebut bisa disentuh serta dipergunakan. Namun, karena terjadi kerusakan pada dua Al-Qur'an itu, maka pihak dari BKM mengamankannya dengan meletakkan di rak besar yang terbuat dari kayu dan kaca.
"Walaupun sudah berusia ratusan tahun, satu di antara Al-Qur'an itu masih utuh, dengan bacaan hurufnya yang masih jelas. Akan tetapi, sampai saat ini belum diketahui pasti, tentang asal usul Al-Qur'an itu," ungkapnya.
Lanjutnya menuturkan, asal usul Al-Qur'an itu belum diketahui, karena belum ada yang bisa menerjemahkan bahasa mukadimah dari Al-Qur'an tersebut.
"Namun, kabarnya bahasa yang di Al-Qur'an tersebut merupakan bahasa Urdu dan Parsi. Maka, kami pihak dari masjid pun menginginkan apabila ada seorang akreologi atau peneliti yang ingin menerjemahkan dipersilahkan datang," bebernya.
Namun, ia sebutkan, apabila sudah diterjemahkan, hasil terjemahaannya diberikan kepada pihak Masjid. Hal ini dilakukan, ia katakan, agar nantinya dapat memberikan informasi tentang Al-Qur'an tersebut. Terutama kepada masyarakat luas yang datang ke Masjid Raya Al Mashun Kota Medan.
Sambungnya menceritakan, sekitar tujuh (7) tahun silam, dari pihak Kementerian Agama datang ke Masjid Raya Al Mashun Medan. Hal lantaran pihak kementerian agama ingin menerjemahkan dan meneliti tentang Al-Qur'an tersebut.