ilustrasi timbangan.
Sumber :
  • Freepik/sergiign

Momen Dimana Semua Amal Akan Ditmbang, Berikut Pengertian Yaumul Mizan dan Hal yang Akan Ditimbang Menurut Para Ulama

Kamis, 8 September 2022 - 13:29 WIB

tvOnenews - Yaumul Mizan adalah hari dimana semua amal baik dan buruk manusia akan ditimbang untuk menerima keadilan .

Setelah manusia sampai di Padang Mahsyar, seluruh amal perbuatannya selama hidup di dunia akan ditimbang dan dihitung. 

Bila amal lebih baik daripada amal buruknya, maka ia akan masuk surga. Dalam sebuah ayat Al Anbiya nomor 47 Allah SWT berfirman: 

"Dan Kami akan menegakkan timbangan yang adil pada hari Kiamat, sehingga tidak seorangpun yang dirugikan walaupun sedikit. Jika amalan itu hanya seberat biji sawi pun, pasti Kami akan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan." (QS. Al Anbiya: 47)

Selain itu Allah Ta'ala juga berfirman dalam ayat Al A'raf yang artinya: 

"Timbangan pada hari itu (menjadi ukuran) kebenaran, barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung, Dan barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan) nya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, karena mereka mengingkari ayat-ayat Kami." (Q.S. Al-A'raf: 8-9)

Pengertian Yaumul Mizan 

Yaumul Mizan memiliki makna hari penimbangan. Hari di mana semua amal ibadah kita selama di dunia akan dipertimbangkan. Sekecil apapun kalian dan sekecil apapun kesalahan kalian, semua akan dipertimbangkan dan dihitung adil dengan keadilan dan timbangan milik Allah SWT. 

Dilansir dari laman VIVA.co.id, para ulama berbeda pendapat tentang apa yang dipertimbangkan pada saat yaumul mizan,

Pendapat pertama, yang ditimbang adalah amal 


img: Freepik/patara

Pendapat ini didukung oleh hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Ada dua kalimat yang ringan diucapkan oleh lisan, tetapi berat dalam timbangan (pada hari Kiamat), dan dicintai oleh ar-Rahman (Allah Yang Maha Pengasih): Subhaanallaahi wa bihamdihi dan Subhanallahil ‘Azhim.” (H.R. Bukhari dan Muslim). 

Pendapat ini yang dipilih oleh Ibnu Hajar al-Ashqolani rahimahullah. Beliau berpendapat bahwa yang dipertimbangkan adalah amal, karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Tidak ada sesuatu yang lebih berat ketika ditimbang (di hari Kiamat) daripada akhlak yang mulia.” (H.R. Bukhari). 

Pendapat kedua, yang ditimbang adalah orangnya


img: Freepik/rawpixel

Ada beberapa hadits yang menunjukkan bahwa yang dipertimbangkan saat Yaumul Mizan adalah orangnya, berat atau ringannya timbangan tergantung pada hidupnya.

Namun, berat yang dimaksud bukan berat badan, atau banyaknya daging yang ada di tubuh mereka. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

Sesungguhnya pada hari Kiamat nanti ada seorang laki-laki yang besar dan gemuk, tetapi ketika ditimbang di sisi Allah, tidak sampai seberat sayap nyamuk.”

Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah..’Dan Kami tidak memiliki suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari Kiamat’.” - Surah Al-Kahfi: 105. (H.R. Bukhari dan Muslim).

Sebuah kisah di zaman Rasulullah SAW tentang sahabat, ‘Abdullah ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu yang memiliki betisnya yang kecil.

Di suatu waktu, angin berhembus dengan sangat kencang dan menyingkap pakaian ‘Abdullah ibnu Mas’ud ra., sehingga terlihatlah kedua telapak kaki dan betisnya yang kecil. 

Para sahabat yang melihatnya pun tertawa. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya: “Apa yang sedang kalian tertawakan?” Para sahabat menjawab, “Kedua betisnya yang kecil, wahai Nabiyullah.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, sungguh kedua betisnya itu di mizan nanti lebih berat dari pada gunung uhud.” (H.R. Ahmad). 

Pendapat ketiga, yang ditimbang adalah lembaran catatan amal


img: Freepik

Saat yaumul mizan, yang akan ditimbang adalah lembaran catatan amalnya. Diriwayatkan dari 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash radhiyallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, 

Sungguh Allah akan seseorang dari umatku di hadapan seluruh manusia pada hari Kiamat di mana ketika itu dibentangkan 99 catatan catatan (dosa) miliknya. Setiap gulungan panjangnya sejauh mata memandang, kemudian Allah berfirman: ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua catatan ini? Apakah para (Malaikat) pencatat amal telah menganiayamu?,' Dia menjawab: 'Tidak wahai Rabbku,' Allah bertanya: 'Apakah engkau memiliki udzur (alasan)?,' Dia menjawab: 'Tidak Wahai Rabbku.' 

Allah berfirman: “Bahkan sesungguhnya memiliki satu-satunya kebaikan di sisi-Ku dan sungguh-sungguh pada hari ini engkau tidak akan dianiaya. Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat: Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang haq selain Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya.

Lalu Allah berfirman: 'Hadirkan timbanganmu.' Dia berkata: 'Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan seluruh gulungan (dosa) itu?,' Allah berfirman: 'Sungguh kamu tidak akan dianiaya.' Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan tersebut pada satu daun timbangan dan kartu itu pada daun timbangan yang lain.

Maka gulungan-gulungan (dosa) tersebut terangkat dan kartu (laa ilaaha illallah) lebih berat. Demikianlah tidak ada satupun yang lebih berat dari sesuatu yang Anda miliki Nama Allah.” (H.R. at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Pendapat terakhir yang dipilih oleh al-Qurthubi. Beliau mengatakan, “Yang benar, mizan menimbang berat atau ringannya buku-buku yang berisikan catatan amal…” (At-Tadzkirah, hal. 313). (viva/Mzn)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
13:59
03:06
00:48
01:35
05:42
01:31
Viral