- Istimewa/pixabay.com
Ini Doa Dianjurkan Rasulullah untuk Dibaca Saat Kemarau Panjang
Sumatera - Indonesia memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk musim kemarau atau musim kering ini terjadi di Indonesia, saat curah hujan yang rendah. Nah, musim kemarau ini bisa berdampak kepada tumbuhan-tumbuhan yang ditanam petani, sebab bisa tumbuhan mereka dapat kekeringan dan dapat mengakibatkan gagal panen.
Akan tetapi, jangan khawatir saat musim kemarau tiba, sebab Allah tidak akan membuat umatnya menderita. Bahkan, Rasulullah menganjurkan manusia untuk memohon atau berdoa kepada Allah SWT dan tentu memohon kepadaNya untuk menurunkan anugerahNya berupa air. Perintah permohonan ampun ini dapat ditemukan pada firman Allah SWT sebagai berikut.
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا
Artinya:
"Maka aku katakan kepada mereka, ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,–sungguh Dia adalah Maha Pengampun–niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, membanyakkan harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (Surat Nuh ayat 10-12).
Berikut doa yang dibaca Rasulullah saw saat sedang khutbah Jumat. Di mana seorang sahabat datang ke dalam masjid menceritakan bencana kekeringan dan meminta Rasulullah yang sedang khutbah Jumat untuk berdoa kepada Allah.
اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا
Allāhumma agitsnā, allāhumma agitsnā.
Artinya:
"Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami." (HR Muttafaq Alaih).
Kemudian, ini adalah lafal doa istisqa yang pernah dibaca oleh Rasulullah menurut riwayat Abu Awanah dari Sahabat Sa‘ad ra.
اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Allāhumma jallilnā saḥāban, katsīfan, qashīfan, dalūqan, dhaḥūqan, thumthirunā minhu radzādzan, qith-qithan, sajlan, yā dzal jalāli wal ikrām.
Artinya:
"Ya Allah ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia." (HR Abu Awanah).
Selanjutnya, doa istisqa seekor semut di zaman Nabi Sulaiman As sesuai dengan cerita Rasulullah saw dalam riwayat Imam Ahmad.
اَللَّهُمَّ إِنَّا خَلْقٌ مِنْ خَلْقِكَ, لَيْسَ بِنَا غِنًى عَنْ سُقْيَاكَ
Allāhumma innā khalqun min khalqika, laysa binā ghinan ‘an suqyāka.
Artinya:
"Ya Allah, kami adalah salah satu makhluk-Mu. Kami tidak dapat berlepas ketergantungan dari anugerah air-Mu." (HR Ahmad).
Dalam cerita tersebut, meski hanya doa seekor semut, Nabi Sulaiman As bersama rakyatnya membatalkan rencana istisqa karena Nabi Sulaiman As merasakan keistimewaan doa tersebut.
Kemudian, adapun lafal istighfar alternatif yang perlu dibaca sebanyak-banyaknya pada saat musim kemarau panjang adalah sebagai berikut, meski sebenarnya semua lafal istighfar baik. Lafal istighfar ini diambil dari pembukaan khutbah istisqa menurut Madzhab Syafi’i.
أَسْتَغفِرُ اللهَ العَظِيْمَ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الحَيُّ القَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
Astaghfirullahal azhim, la ilaha illa huwal hayyul qayyum, wa atubu ilaihi
Artinya:
"Aku meminta ampun kepada Allah yang Maha Agung. Tiada tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Maha Tegak. Aku bertobat kepada-Nya."
Itu lah doa-doa saat musim kemarau tiba, semoga doa-doa tersebut dapat diamalkan dan menjadi sebuah keberkahan bagi umat Islam yang mengamalkannya ketika musim kemarau tiba. (Aag)