- Istimewa/Tangkapan Layar dari Kanal YouTube Buya Yahya
Lesti Kejora Alami KDRT, Buya Yahyah: Hati-hati Bagi Suami yang Sering Pukul Istri
Jakarta - Baru-baru ini beredar soal pemberitaan pedangdut Indonesia, Lesti Kejora, yang diduga alami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) oleh suaminya Rizky Billar. Pemberitaan itu pun tak hanya disiarkan di media masa saja, tetapi beredar di media sosial. Memang, KDRT ini msaih menjadi isu yang hangat di tengah-tengah masyarakat. Pasalnya, KDRT ini sering terjadi dan dialami sebagian para ibu rumah tangga di Indonesia. Akan tetapi, tahukah anda bagi kaum lelaki yang sering melakukan KDRT itu adalah perbuatan dosa?
Dalam ceramahnya, Buya Yahya katakan, bagi kaum lelaki yang sering lakukan KDRT harus hati-hati di hadapan Allah SWT. Sebab, Buya Yahya ungkapan bagi kaum lelaki yang memukul atau melakukan KDRT terhadap istrinya akan mendapatkan dosa besar.
"Alangkah besarnya dosa anda bagi kaum lelaki bila anda memukul istri anda yang merupakan ibu dari anak-anaknya. Maka jaga lisanmu dan prilakumu kalau ngomong sama isrtimu dan apabila anda sering memukul istri anda, maka hati-hati anda di hadapan Allah SWT," ucap Buya Yahya seperti yang dikutip tevonenews.com dari kanal YouTube Buya Yahya, Senin (3/10/2022).
Buya Yahya juga katakan, bagi para lelaki yang memukul, dan mencaci maki wanita di tengah pasar, itu adalah perbuatan dosa besar. Apalagi, hal itu dilakukan kepada istri sendiri, ia katakan, perbuatan itu merupakan perbuatan dosa besar.
"Lelaki hebat tidak akan memukul istrinya meskipun istrinya layak dipukul. Dengar para suami, yang sering memukul isrti harus hati-hati, anda ini lelaki atau bukan? suami atau bukan? Nabi mengisyaratkan kebodohan orang, yakni lelaki yang sering mukul istrinya pada siang hari dan malam ya lelaki itu gauli isrtinya, ini adalah perbuatan bodoh," pungkasnya.
Bahkan, Buya Yahya ungkapkan, walaupun suami yang dikatakan memiliki ilmu tinggi atau ustaz, tetapi sering memukul istri. Ia sebutkan, itu tidak ada artinya di mata Allah SWT dan lelaki seperti itu dipandang rendah.
"Kalau dalam Al-Qur'an, istri yang tidak bisa dibilangi harus diingatkan. Namun jika tidak bisa diingatkan maka didiamkan, itu pun kalau mengingatkan istri itu harus di kamar dan tidak boleh ada yang mengetahui," ucap Buya Yahya.
Akan tetapi, ia katakan, apabila seorang istri sudah diingatkan dan sudah didiami namun tetap juga bandal, maka diperbolehkan dipukul. Akan tetapi, ia katakan, memukul istri bukan memukul seperti membogem atau menumbuk dan menerjang. Namun memakai kayu siwa yang kecil dan pukulan itu tidak kuat, hanya sekadar formalitas atau memukul seperti teguran yang tidak menyakitkan.
"Kalau sudah dipukul seperti ini, berarti peringatan sudah. Nantu ada langkah selanjutnya. Apakah perceraian atau selanjutnya. Jadi isrti sudah tahu kalau suami memukul istri dengan seperti itu, adalah peringatan terakhir. Namun, pukulan itu bukan pukulan bogem," pungkasnya.
Kemudian, Buya Yahya juga mengingatkan para lelaki kaum ahli surga jangan sesekali mencaci dan memaki serta memukul istri sendiri. Namun, apabila hal itu terjadi atau dilakukan kaum lelaki kepada istrinya maka hati-hati di hadapan Allah.
"Kalau anda para suami punya tenaga lebih, jangan pukul istri anda, pigi anda ke Palestina san, bantu orang-orang Palestinan di sana, bukan tenaga lebih anda itu untuk memukul istri," bebernya. (Aag)