Ilurstrasi Gerhana Bulan.
Sumber :
  • Istimewa/istockphoto.com

Wajib Diketahui Umat Islam! Ini Niat dan Tata Cara Sholat Gernaha Bulan

Senin, 7 November 2022 - 17:11 WIB

Religi - Gerhana Bulan atau khusuful qamar diprediksi akan kembali terjadi pada 8 November 2022. Hal ini berdasarkan data astronomis, yang juga menyatakan Gerhana Bulan Total (GBT) akan terjadi di seluruh wilayah Indonesia. 

Maka dari itu, Kementerian Agama mengajak umat Islam untuk melaksanakan sholat Gerhana Bulan atau sholat khusuf. Ajakan ini langsung disampaikan Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin. 

Memang dalam Islam, sangat dianjurkan sekali untuk melaksanakan sholat Gerhana Bulan. Pasalnya, Gerhana Bulan ini merpukan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseoranh. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah saholat dan bersedekahlah." (HR. Bukhari no. 1044).

Di samping itu, ustaz Khalid Basalamah dalam ceramahnya menuturkan, sholat Gerhana Bulan adalah sholat yang sangat dianjurkan dalam Islam. 

Ilustrasi Gernaha Bulan

"Ini sifatnya melaksanakan sholat Gerhana Bulan, yakni fardhu kifayah. Makna fardhu kifayah di sini, apabila sudah ada yang mengerjakan, maka gugur bagi yang tak mengerjakan. Sama dengan melaksanakan sholat jenazah," kata ustaz Khalid Basalamah seperti yang dikutip dari kanal YouTube Almahasin, Senin (7/11/2022).

Tak hanya itu saja, ia juga menjelaskan untuk sholat Gerhana Bulan dapat dilaksanakan sendirian dan bisa juga dikerjakan berjamaah. 

Kemudian, dari berbagai sumber, bagi umat Islam dianjurkan (sunah muakkadah) melaksanakan salat Gerhana Bulan. Hal itu sesuai dengan tuntunan Nabi Muhammad saw. 

Satu di antara dalil yang menunjukkan sebagaimana dalam hadis dari ’Aisyah,  bahwasanya nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah gerhana. 

Kemudian, nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan salat. (HR. Bukhari no. 1050). 

Dalam riwayat lain dikatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mendatangi tempat shalatnya (yaitu masjidnya) yang biasa dia salat di situ. (Lihat Shohih Fiqh Sunnah, 1: 343)

Ilustrasi Gerhana Bulan

Ibnu Hajar mengatakan, ”yang sesuai dengan ajaran nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan salat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu salat tersebut lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)

- Niat sholat sunah Gerhana Bulan tersebut, sebagai berikut. 

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامً/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ

Artinya:
“Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

Untuk membaca niat sebenarnya tempatnya di hati dan membulatkan hati dalam niat tersebut. Semenatara, ulama menganjurkan untuk melafalkannya. Hal ini disebutkan oleh Syekh Muhammad Nawawi Banten berikut ini:

ومحلها القلب والتلفظ بها سنة) ليعاون اللسان القلب)

Artinya:

“Tempat niat itu di hati. Pelafalan niat itu sendiri dianjurkan) agar suara lisan membantu pemantapan hati,” (Syekh Salim bin Sumeir, Safinatun Naja, Surabaya, Maktabah Ahmad bin Sa’ad Nabhan wa Auladuh,). 

Selanjutnya, dilansir dari berbagai sumber, bahwa hukum sholat sunnah Gerhana Bulan terbilang sunnah muakkad (sangat dianjurkan mendekati wajib).

l-Hafizh berkata dalam Fat-hul Baari (II/527), “Pendapat Jumhur menyatakan bahwa ia adalah sunnah mu-akkadah. Abu ‘Awanah menyatakannya dalam kitab Shahiihnya sebagai perbuatan yang wajib. Dan saya tidak menjumpai pendapat seperti itu pada ulama selainnya. Hanya saja, apa yang diriwayatkan dari Malik bahwa beliau memperlakukannya sebagaimana shalat Jum’at. Dan az-Zain bin al-Munir menukil dari Abu Hanifah bahwa dia mewajibkannya. Begitupula beberapa pengarang kitab madzhab Hanafiyyah. Mereka menyatakannya sebagai hal yang wajib.” 

Foto Ilustrasi Gerhana Bulan

Semua ulama sepakat bahwa Niat letaknya di hati, ucapan lidah bukanlah niat. Akan tetapi jika dilafazkan akan membantu mengingatkan hati dan mengusir perasaan waswas. 

Hukum ini disepakati kalangan Mazhab Syafi'i. Dalam Mazhab Syafi'i, niat mesti beriringan dengan Takbiratul-Ihram.

- Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Adapun tata cara sholat sunah Gerhana Bulan adalah sebagai berikut. 

1. Niat di dalam hati ketika takbiratul ihram. 

2. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati. 

3. Baca taawudz dan surat Al-Fatihah. 
Setelah itu baca surat Al-Baqarah atau selama surat itu dibaca dengan jahar (lantang). 

4. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 100 ayat surat Al-Baqarah. 

5. I’tidal, bukan membaca doa i’tidal, tetapi surat Al-Fatihah. Setelah itu baca surat Ali Imran atau selama surat itu. 

6. Rukuk dengan membaca tasbih selama membaca 80 ayat surat Al-Baqarah. 

7. I’tidal dengan membaca doa i’tidal. 

8. Sujud dengan membaca tasbih selama rukuk pertama. 

9. Duduk di antara dua sujud 

10.Sujud kedua dengan membaca tasbih selama rukuk kedua. 

11.Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua. 

12. Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama seperti rakaat pertama. Hanya saja bedanya, pada rakaat kedua saat berdiri pertama dianjurkan membaca surat An-Nisa. Sedangkan ketika berdiri kedua dianjurkan membaca surat Al-Maidah. 

13. Salam. 

14 .Imam atau orang yang diberi wewenang menyampaikan dua khutbah shalat gerhana dengan taushiyah. Yakni agar jamaah beristighfar, semakin takwa kepada Allah, bertobat, sedekah, memerdekakan budak (pembelaan terhadap kelompok masyarakat marjinal), dan lain sebagainya. (Aag)

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
05:29
01:44
01:26
01:31
02:50
03:27
Viral