- ANTARA
Copa America Diguncang Corona di kubu Venezuela Jelang Malam Pembukaan
Copa America awalnya dijadwalkan berlangsung tahun 2020, tetapi turnamen sepak bola internasional tertua di dunia itu ditunda 12 bulan oleh pandemi. Turnamen nyaris dibatalkan lagi setelah kehilangan tuan rumah "asli" yakni Argentina dan Kolombia. Argentina batal sebagai tuan rumah pada menit terakhir karena lonjakan COVID-19 di negara ini, sedangkan Kolombia batal karena adanya protes keras anti-pemerintah di sana.
Copa secara kontroversial diselamatkan ketika Presiden sayap kanan Jair Bolsonaro memberikan restunya bagi Brazil untuk bertindak sebagai tuan rumah. Pertandingan akan diadakan di stadion kosong, di Rio de Janeiro, termasuk final 10 Juli.
Ahli epidemiologi memperingatkan penyelenggaraan Copa dapat memperburuk wabah COVID-19 yang telah merenggut hampir 485.000 nyawa di Brazil, kedua setelah Amerika Serikat. Beberapa sponsor Copa America seperti Mastercard, raksasa bir Ambev dan perusahaan minuman beralkohol Diageo, mengatakan minggu ini mereka menarik merek mereka menjadi sponsor turnamen.
Selain itu, ada rencana untuk protes di Brasilia pada hari pembukaan. Banyak pemain dan pelatih mengkritik penyelenggaraan Copa ini, termasuk Luis Suarez dari Uruguay, Sergio Aguero dari Argentina dan seluruh tim nasional Brazil.
Dua partai oposisi dan serikat pekerja mengajukan tuntutan hukum untuk memblokir turnamen dengan alasan kesehatan. Tetapi Mahkamah Agung Brazil pada hari Kamis memutuskan bahwa Copa dapat dilanjutkan, meskipun memerintahkan pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ke-10 tim peserta akan menjalani tes wajib COVID-19 setiap 48 jam. Pergerakan mereka akan dibatasi, dan mereka akan melakukan perjalanan antara empat kota tuan rumah dengan penerbangan carteran. Namun, kementerian kesehatan Brazil mundur dari rencana untuk mewajibkan semua pemain, pelatih, dan staf divaksinasi terhadap COVID-19, dengan mengatakan tidak cukup waktu.
Masyarakat Brazil yang gila sepak bola pun bersikap ambivalen tentang kesediaan Brazil sebagai tuan rumah. "Kami hidup dalam paradoks. Kami ingin merasakan Copa America, tetapi juga ingin melindungi kehidupan masyarakat," kata pegawai negeri sipil berusia 29 tahun Murilo Monteiro kepada AFP di Brasilia. NER/ANTARA