Pebulutangkis ganda putri Indonesia Greysia Pollii/Apriyani Rahayu merayakan kemenangan dalam semifinal Olimpiade Tokyo 2020, Sabtu (31/7/2021)..
Sumber :
  • ANTARA FOTO

Jatuh Bangun Greysia Polii

Senin, 2 Agustus 2021 - 09:25 WIB

Jakarta - Bulu tangkis Indonesia mencetak sejarah baru lewat penampilan ganda putri Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang berhasil menyabet tiket ke babak final Olimpiade Tokyo 2020 setelah mengalahkan unggulan keempat asal Korea Selatan Lee Sohee/Shin Seungchan di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Jepang.

Dalam pertarungan semifinal ajang paling bergengsi sejagad itu, Greysia/Apriyani memetik kemenangan straight game 21-19, 21-17 atas pasangan negeri ginseng tersebut. Dengan hasil itu, maka untuk pertama kalinya Indonesia memiliki wakil dari sektor ganda putri yang akan tampil di partai final Olimpiade.

Sejak bulu tangkis pertama kali dinobatkan sebagai salah satu cabang olahraga resmi dalam ajang Olimpiade, yaitu pada Olimpiade 1992 di Barcelona, ganda putri Indonesia belum pernah menyumbang medali, bahkan tidak pernah sampai ke babak semifinal.

Kini, ganda putri bulu tangkis Indonesia memiliki harapan baru dengan hadirnya Greysia Polii.

Dalam ajang Olimpiade 2012 yang digelar di London, Greysia Polii yang saat itu masih berusia 25 tahun dipasangkan dengan Meiliana Jauhari dan masuk dalam grup C bersama Korea Selatan, Australia dan Afrika Selatan.

Namun tak disangka, nasib buruk menimpa tim Garuda yang terpaksa didiskualifikasi bersama dengan tiga wakil dari negara lain karena dugaan pengaturan pertandingan.

Wasit menduga pemeringkat pertama grup A Jung Kyung-eun/Kim Ha-na asal Korea Selatan sengaja bermain tidak maksimal dan cenderung mengalah saat berhadapan dengan runner-up asal China Wang Xiaoli/Yu Yang pada laga terakhir penyisihan grup.

Menurut pengakuan pelatih kepala tim Korea Selatan Sung Han-Kook, hal tersebut sengaja dilakukan karena mereka tidak ingin bertemu dengan sesama wakil Korea Selatan, yaitu Ha Jung-eun/Kim Min-jung, pada babak selanjutnya.

Ha/Kim saat itu juga tengah bertanding melawan Greysia/Meiliana, dan memetik kemenangan rubber game. Namun keduanya diduga terlibat dalam skandal tersebut.

Atas kejadian itu, Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) memutuskan untuk mendiskualifikasi keempat ganda putri tersebut dari ajang Olimpiade London 2012 dan sekaligus mengubah aturan main.

Jika sebelumnya lawan sudah bisa diketahui sejak penyisihan terakhir, maka kini para pemenang dan runner-up dari tiap-tiap grup akan diundi, sehingga mereka tidak bisa mengetahui siapa yang akan mereka hadapi pada babak selanjutnya.

“Saya yakin banyak atlet yang sudah melalui berbagai macam kesulitan dan mengalami momen-momen tak terlupakan. Bagi saya, Olimpiade London mengajarkan saya untuk tidak pernah menyerah pada impian Anda, dan saya berusaha mempraktekkannya setiap hari,” kata Greysia sebagaimana dikutip dari laman BWF.

Greysia kembali tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Kali ini ia berpasangan dengan Nitya Krishinda Maheswari.

Langkah mereka cukup mulus. Mereka keluar sebagai juara grup C setelah meraih kemenangan penuh atas tim Malaysia, Inggris dan Hong Kong. Sayang, mereka kemudian dijegal pasangan China Tang Yuanting/Yu Yang pada laga perempat final.

Usai Olimpiade Rio, masalah lain menerpa Greysia pada 2017. Pasangan mainnya, Nitya, mengalami cedera serius pada bagian bahu, sehingga ia terpaksa gantung raket.

Mengetahui kejadian tersebut, Greysia sempat merasa ‘down’ dan ingin memutuskan pensiun. Namun keluarganya dan juga sang pelatih, Eng Hian, meminta agar Greysia terus bermain dan membimbing para pemain muda.

Saat itulah muncul sosok Apriyani Rahayu. Pebulu tangkis belia, berumur 19 tahun, yang tangguh dan bisa memberi Greysia dorongan semangat untuk menciptakan permainan terbaik di lapangan.

Resmi dipasangkan pertama kali pada 2017, Greysia/Apriyani langsung menyabet gelar juara French Open 2017 dan menjadi runner-up Hong Kong Open 2017.

Selain itu, mereka juga menjuarai India Open 2018, Thailand Open 2018, India Open 2019 dan menyabet medali emas SEA Games 2019.

Pada awal 2020, Greysia/Apriyani sempat menjuarai Indonesia Masters dan Spain Masters sebelum seluruh turnamen terpaksa dibatalkan akibat pandemi COVID-19, termasuk Olimpiade Tokyo yang akan mereka ikuti.

Di tengah pandemi, tepatnya pada 23 Desember 2020, Greysia memutuskan untuk melepas masa lajangnya dan mengucap janji suci dengan seorang pria bernama Felix Djimin.

Namun sehari berselang, kehidupan Greysia kembali terguncang pada 24 Desember 2020 kala kakak laki-lakinya, Rickettsia Polii, meninggal dunia.

Bagi Greysia, sosok Rickettsia seperti seorang ayah. Terlebih, Greysia sudah menjadi anak yatim sejak masih berumur dua tahun sepeninggal ayahnya.

Greysia lagi-lagi merasa ‘down’. Namun kali ini situasinya sudah berbeda, ia memiliki suami dan juga Apriyani yang dengan sigap memeluknya erat-erat serta menyemangatinya. Pelan-pelan, Greysia pun bangkit.

Memasuki 2021, Greysia/Apriyani mengawali prestasi mereka dengan menyabet gelar juara Thailand Open pada Januari. Setelah itu, mereka fokus dengan persiapan untuk Olimpiade Tokyo yang berlangsung mulai 23 Juli hingga 8 Agustus 2021. (ito/ant)

 

Berita Terkait :
Topik Terkait
Saksikan Juga
02:50
03:27
02:06
03:04
03:16
05:48
Viral