- Antara
Usai Tampil Di BMX World Championships, 4 Atlet Lanjutkan TC Di Belanda 3 Tahun
Jakarta, tvOne
Setelah tampil di BMX World Championships U-18, empat atlet junior BMX Indonesia akan melanjutkan program pelatihan (TC) selama tiga tahun di Belanda demi mengumpulkan poin supaya lolos kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.
Empat atlet tersebut adalah Aditya, Alfauzan, Jasmine Azzahra, dan Amellya Nur Sifa.
Sekretaris Jenderal PB ISSI Parama Nugroho mengatakan program pelatihan serupa "staycamp" itu merupakan yang pertama kalinya dalam sejarah PB ISSI. Oleh karena itu, ia berharap para atlet tidak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dan fokus untuk berlatih meningkatkan performa dan skill mereka selama di Belanda, yang merupakan tempat lahirnya atlet-atlet balap sepeda kelas dunia.
“Di Eropa sudah banyak sekali kejuaraan. Sementara itu di Asia SEA Games saja dibatalkan. Jadi betapa tidak adilnya jika kami tidak mengirimkan atlet kami ke Eropa. Anak-anak harus sejak awal merebut poin Olimpiade, mempercepat proses kualifikasi (Olimpiade) di sana karena mereka akan langsung bersinggungan dengan kompetisi,” kata Parama dalam jumpa pers virtual di Jakarta, Sabtu.
“Jadi mereka siap bertanding ketika lolos Olimpiade Paris 2024, dan mudah-mudahan bisa berprestasi ketika di Olimpiade Los Angeles 2028,” ujar dia menambahkan.
Belanda dipilih sebagai negara tujuan staycamp karena memiliki memiliki fasilitas olahraga dan sirkuit kelas internasional yang juga menjadi tempat latihan para atlet balap sepeda kelas dunia.
Tak hanya itu, Belanda menjadi salah satu negara terbaik di dunia untuk balap sepeda. Pada Olimpiade Tokyo 2020, misalnya, Negeri Kincir Angin itu meraih medali perunggu di kategori BMX putri dan medali emas BMX putra dengan hanya berlatih di sirkuit supercross mereka di Papandal.
Selain berlatih di Belanda, para atlet Indonesia juga diagendakan mengikuti berbagai kejuaraan BMX di Eropa, mulai dari kejuaraan level C1 Series, European Series, hingga World Cup dan World Championships. Hasil dari sana akan menjadi tolok ukur kemampuan dan jam terbang para atlet di level dunia.
"Jadi kami memang harus mandiri, tidak bisa mengandalkan kompetisi nasional, tetapi harus mengejar ke kejuaraan di luar negeri juga," ucap Parama.