- antara
Penantian Emas Empat Dekade, Pecah di Paralimpiade Tokyo
Jakarta, - Leani Ratri Oktila/Khalimatus Sadiyah mengulang kisah indah Indonesia di ajang Paralimpiade dengan menghadirkan kembali medali emas untuk Merah Putih, mengakhiri penantian selama empat dekade.
Leani/Khalimatus yang datang sebagai unggulan pertama mengalahkan unggulan kedua asal China Cheng Hefang/Ma Huihui dalam dua gim langsung 21-18, 21-12 pada partai final cabang para-badminton nomor ganda putri SL3-SU5 di Yoyogi National Stadium, Sabtu, dan memastikan medali emas pertama tim Merah Putih di Tokyo.
Medali emas itu sekaligus menjadi yang pertama untuk Merah Putih sejak Paralimpiade Arnhem 1980 di Belanda. Kala itu, tim Indonesia membawa pulang dua emas lewat Yan Soebiyanto pada cabang lawn bowls dan R. S. Arlen pada angkat besi.
Emas yang dipersembahkan Leani/Khalimatus di Tokyo 2020 itu pun tak hanya mengulang kisah indah 41 tahun silam, tetapi juga menjadi awal kesuksesan Indonesia pada cabang para-badminton yang baru pertama kali dipertandingkan di ajang Paralimpiade.
Perjalanan panjang berhasil dilewati Leani/Khalimatus sebelum akhirnya menyumbang emas pertama untuk Indonesia di Tokyo 2020. Tantangan lebih besar dihadapi oleh Leani yang turun di tiga nomor, yakni ganda putri SL3-SU5 bersama Khalimatus, ganda campuran SL3-SU5 bersama Hary Susanto, dan tunggal putri SL4.
Turun di tiga nomor berpengaruh terhadap jadwal pertandingan yang bakal lebih padat serta waktu istirahat yang minim. Leani tercatat telah menjalani 10 pertandingan sejak para-badminton dimulai pada 1 September. Tak hanya itu, ia bahkan sempat melakoni tiga sampai empat laga sekaligus dalam sehari.
Pada hari kedua cabang para-badminton dipertandingkan pada 2 September misalnya, Leani harus menjalani tiga pertandingan beruntun pada babak penyisihan grup.