- Istimewa
STY Tidak Tahu Diuntung
Senjata Naturalisasi
Dengan kata lain, senjata dan jurus STY ya cuma naturalisasi. Maka setibanya di Jakarta usai berlibur, STY langsung terbang ke Belanda, Belgia dan Italia untuk memantau pemain naturalisasi. Soal naturalisasi ini, untungnya PSSI back up penuh. PSSI sangat responsif.
Keinginan STY agar Thom Haye, Ragnar Oratmangoen dan Nathan Tjoe A-On segera dinaturalisasi langsung dikebut. Urusan DPR RI, pengambilan sumpah, KTP, paspor lalu perpindahan federasi dilakukan dengan cara sesingkat-singkatnya. Bahkan pengambilan sumpah untuk Nathan Tjoe A-On berlangsung di Kantor Imigrasi (Kanim) Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta, Senin (11/3) malam.
Bayangkan, Senin 11 Maret itu tanggal merah, hari libur nasional yaitu Hari Suci Nyepi. Tapi demi timnas dan permintaan STY, sumpah terhadap Nathan Tjoe A-On bisa dilaksanakan. Sebuah extra effort dan lobi yang sangat powerful. Sayangnya, STY seolah tak paham support ekstra PSSI ini.
“Saya tidak bisa menjamin 100 persen kita bisa memenangkan dua pertandingan tersebut,” ungkap STY. Ini jelas seperti dua frekuensi yang tidak seirama.
Kalau cuma ngomong tidak bisa menjamin 100 persen menang dari Vietnam, siapapun pelatihnya pasti bisa. Tapi ini kan STY yang katanya kelas dunia dan sudah dibekali PSSI dengan gerbong ‘naturalisasi bedol Belanda’- nya.
Apalagi dengan entengnya pula, STY menyebut jarak perjalanan pemain naturalisasi dari Eropa ke Jakarta sebagai alasan ketidakyakinannya. Ini kan aneh. STY meminta naturalisasi, lalu sudah diupayakan sedemikian rupa oleh PSSI dan politisi di DPR RI, tapi juga menjadikan penerbangan pemain naturalisasi Eropa – Jakarta sebagai alasan.(chm)