- Kolase tvOnenews / instagram @harace_0823 / @abreusmelisavargas
Rekan Setim Megawati Hangestri Berhasil Memblok Smash Bintang Voli Turki di Ajang VNL, Terbayar Kepercayaan Pelatih Red Sparks ..
tvOnenews.com - Rekan setim Megawati Hangestri, Jung Ho-young menjadi sorotan saat tampil membela timnas voli putri Korea Selatan di ajang VNL (Volleyball Nations League) pekan kedua, pada Minggu (2/6) WIB.
Timnas voli putri Korea Selatan harus takluk dari sang juara bertahan Turki dengan skor 0-3 (20-25, 15-25 dan 20-25).
Kedua tim bermain di College Parc Center, Arlington, tim Turki yang dihuni oleh Melissa Vargas, Zehra Gunes, Ebrar Karakurt tancap gas membantai Korea Selatan yang diperkuat oleh Park Jeong-ah, Jung Ho-young, Pyo Seung-ju dengan skor 3-0.
Skuad timnas voli putri Korea Selatan di VNL 2024.
Sejatinya Turki sempat tampil kurang meyakinkan pada pekan awal di seri Antalya, Jepang memberi kejutan dengan mengalahkan Turki.
Kini di pekan kedua, Turki berubah kembali menjadi ganas setelah berhasil menyapu bersih empat laga dengan kemenangan.
Kemenangan atas Korea Selatan dan Amerika Serikat kini membuat The Sultan of Net (julukan Turki) menduduki peringkat empat klasemen sementara VNL 2024.
Salah momen menarik dalam laga Turki vs Korea Selatan, di mana Jung Ho-young yang dipercaya starter dengan posisi middle blocker berhasil melakukan blocking terhadap Melissa Vargas.
Ketika set kedua, Melissa Vargas melepaskan spike keras yang kemudian dapat diantisipasi oleh Jung Ho-young dengan melakukan blocking.
Sontak bola yang diblock itu berhasil mental masuk ke daerah Turki dan menyumbangkan poin untuk Korea dengan skor 11-16.
Melissa Vargas merupakan bintang voli naturalisasi kelahiran Kuba yang sebelumnya menjadi MVP VNL 2023, dia juga memiliki sederet prestasi di klubnya, Fenerbahce Opet.
Melissa Vargas dan Zehra Gunes, dua pevoli andalan Turki di ajang VNL 2024.
Sejauh ini, opposite hitter miliki Turki ini bersaing untuk gelar individu top skor terbaik di VNL 2024, ia mengoleksi 160 poin, hanya kalah 1 poin dari bintang voli Jepang Sarina Koga yang mengumpulkan 161 poin.
Aksi blocking smash yang dilakukan oleh Jung Ho-young itu langsung menjadi sorotan oleh penggemar voli di Indonesia, khususnya fans Red Sparks.
"3 set kayaknya dapat first point terus si Ho-young, tapi sayang kalah lagi," tutur netizen.
"Jung Ho-young bisa ngeblock variasi beberapa kali itu sudah luar biasa," tulis fans Red Sparks Indonesia.
"Di antara middle blocker Korea, dia block sama attack-nya paling imbang," jelas fans Red Sparks.
"Middle blocker Red Sparks menyala, sekelas Melissa Vargas bisa di-block," tuturnya.
Alasan Pelatih Red Sparks sangat keras terhadap Jung Ho-young
Pelatih Red Sparks, sebelumnya pernah melakukan wawancara dengan SBS Sports, ia mengungkapkan soal alasan dirinya sangat keras terhadap dua middle blocker Red Sparks yakni Jung Ho-young dan Park Eun-jin.
Pelatih Red Sparks, Ko Hee-jin memberikan arahan kepada para pemainnya, Megawati Hangestri, Gia, Jung Ho-young dan Lee So-young. (instagram/@Instagram/red__sparks)
Di mana sikap Ko Hee-jin terhadap Jung Ho-young menjadi bekal sehingga membuatnya tampil impresif di timnas voli putri Korea Selatan.
Berbeda halnya dengan pemain lain seperti Yeum Hye-seon dan Megawati Hangestri, yang cukup mendapat pujian dari sang juru taktik.
Mantan middle blocker milik Bluefangs itu mengaku bahwa dirinya menyesuaikan pendekatan dengan para pemainnya.
"Saya memberikan kritik di mana itu dibutuhkan," jelasnya.
"Lalu bagaimana dengan Park Eun-jin dan Jung Ho-young? apakah Anda melihat mereka membuat kemajuan?" tanya sang pengamat voli ke Ko Hee-jin.
Merespons pertanyaan tersebut, Ko Hee-jin mengaku tidak puas dengan Park Eun-jin dan Jung Ho-young sekarang.
"Saya benar-benar ingin mengembangkan mereka menjadi pemain hebat, menjadi pemain utama tim nasional wanita Korea," jelasnya.
"Itu sebabnya aku cenderung kasar pada mereka berdua," tuturnya.
Jadi, Ko Hee-jin sangat hemat memberikan pujian kepada dua middle blocker timnya, Park Eun-jin dan Jung Ho-young.
"Khawatir mereka mungkin menjadi cepat puas, saya melihat mereka memiliki lebih banyak ruang untuk meningkat," serunya.
"Jadi pemain menjadi puas, ini bukan hanya stagnan tapi regresi. Mereka harus berjuang untuk mendapatkan yang lebih baik," terangnya. (ind)