- Antara
Tim Voli Peserta Turnamen Proliga 2025 Makin Menyusut, SBY: Kita Patut Bersedih
SBY, sapaan akrabnya, berpendapat bahwa setiap klub bahkan termasuk klub bentukan BUMN dan tak terkecuali Jakarta LavAni mempunyai batasan anggaran yang dikeluarkan dan tidak mempunyai kemampuan pembiayaan yang tinggi.
"PBVSI patut menelaah apakah penurunan ini dikaitkan dengan biaya yang harus dikeluarkan oleh tiap klub. Kalau jumlahnya makin besar atau kelewat besar, saya kira klub yang ada sulit untuk membiayainya," tulis SBY.
SBY juga menyoroti rumor mengenai gaji pemain asing yang berkompetisi di kancah liga voli profesional di tanah air ini yang terhitung mengalami kenaikan yang tajam dan di luar kemampuan klub-klub peserta Proliga.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga gaji pemain tersebut, SBY berpendapat bahwa PBVSI ketat dalam menerapkan kebijakan batasan gaji maksimal atau salary cap untuk pemain asing karena memberikan efek domino kesenjangan yang tinggi kepada pemain lokal.
"Saya menyarankan agar PBVSI memikirkan adanya salary cap atau batas maksimal gaji bagi pemain asing. Gaji pemain asing yang sangat luar biasa besarnya menurut saya tidak tepat dan justru menimbulkan kesenjangan yang makin tinggi dengan gaji atlet lokal yang prestasinya juga tidak selalu kalah dengan atlet asing," tulis SBY.
Proliga yang telah memasuki musim ke-23 kini akan diikuti sebanyak lima tim putra yakni Jakarta LavAni, Jakarta Bhayangkara Presisi, Palembang Bank SumselBabel, Jakarta Garuda Jaya dan Surabaya Samator.
Rencananya Proliga 2025 akan mulai berlangsung pada 3 Januari hingga 11 Mei 2025 di sepuluh kota besar di Indonesia.