- instagram @polespargaro @valeyellow46
Makna di Balik Angka-angka Unik Nomor Motor Pebalap motoGP (2)
Assen, Belanda – MotoGP selalu menampilkan pertarungan seru di lintasan sirkuit. Hal menarik lain dari balapan motor paling bergengsi di dunia ialah nomor start para pebalap.
Bagi seorang pebalap, sebuah nomor kendaraan bukan sembarang simbol atau angka tanda peserta balapan. Selain sebagai pembeda dari satu rider ke rider lain, nomor motor juga kadang memiliki arti tersendiri bagi masing-masing pebalap, seperti nomor-nomor identik di balapan bergengsi motoGP.
Kejuaraan otomotif paling terkenal, pada kategori kendaraan roda dua, motogp memukau penonton karena aksi-aksi berani para pebalap di lintasan. Tak hanya keterampilan menggeber motor, rider juga tampil atraktif dengan nomor start yang unik.
Marc Marquez, misalnya, sudah memakai nomor 93 sejak tampil di FIM CEV dan terus menggunakan sampai sekarang di motoGP. Pebalap kelahiran Barcelona, Spanyol, menggunakan nomor 93 karena merupakan dua digit terakhir dari tahun kelahirannya, yaitu 1993.
Bahkan saat menjadi juara dunia kelas utama motoGP sebanyak enam kali, Marc Marquez, yang berhak menggunakan nomor 1, malah tetap setia dengan nomor 93.
Lalu apa alasan adiknya, Alex Marquez ketika memilih nomor 73? Apakah Alex ingin meniru pilihan nomor 3 seperti angka terakhir pada dua digit pilihan Marc, yakni 93? Apakah ada makna dari selisih 20 angka antara Marc dan Alex Marquez atau ada alasan lain?
Alex Marquez – 73
Adik kandung Marc Marquez, Alex Marquez ingin meniru abangnya dalam memilih nomor kendaraan. Bila Marc memakai nomor dari dua digit tahun kelahirannya, 93, Alex mengambil tanggal lahir, 23. Pebalap kelahiran April 1996 menggunakan nomor 23 sejak memulai karier melalui FIM CEV.
Namun saat naik ke kelas Moto3, Alex Marquez tak bisa memakai nomor 23 yang sudah melekati kendaraan Niccolo Antoneli. Alex memundurkan deret angkanya menjadi nomor 12.
Tapi saat naik ke Moto2 pada 2015, dua nomor kesukaan Alex sudah terdaftar atas nama pebalap lain, Thomas Luthi (12) dan Marcel Schrotter (23). Maka akhirnya Alex memilih nomor 73, yang merupakan hasil dari pemikiran kreatif berupa pengurangan tahun kelahirannya (96) dan tanggal lahirnya (23).
Pol Espargaro – 44
Nomor favorit Pol Espargaro adalah 4. Pol menyukai nomor 4 karena ia merupakan penggemar berat Alex Barros yang pernah memakai nomor yang sama saat berkarier di motoGP.
Pol Espargaro pun ingin memakai nomor 4. Namun saat naik kelas utama motoGP pada 2013, adik kandung sesama pebalap, Aleix Espargaro, tak bisa memakai nomor 4 karena sudah jadi milik Andrea Dovizioso. Pol lantas menggandalkan angka 4 dan alhasil menjadi nomor 44.
Andrea Dovizioso – 04
Jika bisa memilih, Andrea Dovizioso tidak ingin menggunakan nomor 04, tetapi nomor start 34. Seperti yang ia gunakan semasa di GP125 dan GP250, 34 adalah nomor pebalap idola, yaitu Kevin Schwantz. Tapi Dovizioso tidak boleh menggunakan nomor start 34 di kelas utama, motoGP.
Dorna Sports telah mengabadikan nomor start 34 sebagai apresiasi saat Schwantz pensiun dari GP500. Sebagai penghormatan, Dovi pun menggunakan angka terakhir dari nomor 34 yaitu nomor 4. Tapi ia merevisi kembali nomor startnya menjadi 04 saat ia pindah ke tim pabrikan Ducati pada MotoGP 2013.
Valentino Rossi – 46
Nomor 46 begitu identik dengan legenda Valentino Rossi. Ia mencintai sang ayah, Graziano Rossi, yang memakai nomor 46 saat memenangi balapan di Rijeka pada 1979, yang juga merupakan tahun kelahiran The Doctor. Bahkan Vale tidak mengubah nomor start 46 saat berulangkali menjadi juara dunia motoGP.
"Saya pasti akan terus menyimpan 46 karena ini nomor saya. Semua orang tahu. Kadang saya juga sedih karena 1 merupakan nomor yang bagus, tapi membalap dengan nomor 46 selalu menjadi hal yang saya inginkan," ujar Valentino Rossi.
Vale tidak asal berucap. Ia membuktikan kecintannya pada nomor 46 yang juga berarti rasa cinta pada ayahnya dengan memakai nomor 46 saat menjajal olahraga otomotif lain di luar motoGP, seperti balap mobil, motor trail dan lain-lain. (rfk/raw)