- tvOne
Mengenal Sekolah Balap di Tasikmalaya, Penyumbang Rider Oneprix
Tasikmalaya, Jawa Barat – Oneprix telah menantang banyak pebalap belia untuk beraksi di lintasan. Dari mana saja para rider muda berasal? Adakah sekolah balap yang mumpuni di Tanah-Air?
Tak mudah untuk menjadi seorang pebalap motor nasional yang berprestasi dan berpengalaman. Tapi kini sudah banyak sekolah balap yang mumpuni di Indonesia yang dapat membantu talenta untuk berkembang menjadi rider profesional.
Banyak mantan pebalap maupun yang masih aktif di Oneprix 2022 kini memberikan perhatiaan terhadap pembibitan sejak usia dini. 86 Ristan Racing School menjadi contoh sekolah balap yang telah beroperasi sejak Oktober 2017 dan telah melahirkan banyak rider muda yang turun di kejuaraan di Tanah-Air.
Sang pendiri 86 Ristan Racing School, mantan pebalap Okky Ristan, bercerita bagaimana ia bercita-cita ingin melahirkan bibit-bibit baru berbakat di kota kelahirannya, Tasikmalaya, Jawa Barat.
“Awal mulanya pengen buka sekolah balap yang pertama karena Tasikmalaya sudah memiliki fasilitas sirkuit permanen. Dan di sini, lumayan banyak calon pebalap, umur 8 sampai 12 tahun, yang sudah main di kejuaraan nasional,” ungkap Okky Ristan.
“Dari melihat banyak anak kecil yang tertarik ikut balap tapi belum terasah dengan benar, akhirnya saya mulai berpikir untuk mendirikan sekolah balap. Kami melakukan pembibitan di sini, mulai dari anak-anak,” lanjut Okky Ristan.
Fasilitas di 86 Racing School terbilang cukup lengkap. Tak hanya motor underbone 150cc, alat pelindung tubuh, juga peralatan balap lain, para calon pebalap yang menimba ilmu juga memperoleh tempat tinggal sementara hingga fasilitas olahraga yang layak.
Kelas di Sekolah Balap
Dalam mengelola racing school, Okky Ristan juga membekali para siswa di sekolah balapnya dengan keterampilan balap yang sesuai dengan tingkatan kemampuannya. Ia mengajarkan anak didiknya untuk mengenal dunia balap motor dari sisi teknis maupun skill balap.
“Kami punya kurikulum, yang terbagi menjadi tiga kelas, yakni basic, intermediate, dan pro. Kelas basic ialah untuk orang yang belum mengenal motor sama sekali. Di kelas intermediate, siswa sudah main motor, meskipun bukan road race, atau ingin pindah dari motorcross atau riding style ke road race.”
“Kelas pro untuk pebalap-pebalap yang sudah sering balap dan mau mematangkan kemampuan, misal dari racing line atau memperbaiki gaya balap, kemampuan fisik serta disiplin,” ujar Okky di sela sela kesibukannya saat mengajar.
Belajar Sejak Usia Dini
Untuk bisa menjadi pebalap profesional tak cukup hanya mengandalkan bakat. Butuh latihan terus-menerus serta konsisten. Bimbingan dari pebalap berpengalaman di sekolah balap juga bisa menjadi kunci menjadi pebalap berprestasi di kancah nasional maupun internasional.
“Saya masuk kelas intermediate sekolah balap 86 Ristan Racing Schoool. Setelah belajar, saya bisa mengikuti racing line yang benar dan sering mengikuti kompetisi-kompetisi resmi, seperti Honda Dream Cup, Oneprix, dan kejuaraan daerah Jawa Barat,” ujar Alif Chandra, siswa 86 Ristan Racing Schoool.
“Pada umur 8 tahun, sebaiknya pebalap sudah mulai latihan, mengenal motor. Kalau ingin mengikuti jejak pebalap yang sudah lebih tampil, seperti Dimas yang sudah main di Moto2, sebaiknya belajar di sekolah balap sejak dini,” ujar Okky Ristan mengakhiri pembicaraan. (doe/raw)