Garut, Jawa Barat - Video yang memperlihatkan pembawa atribut Negara Islam Indonesia (NII) viral di media sosial. Padahal penanganan kasus baiat anak di bawah umur oleh kelompok NII belum usai. Kini Pemerintah Garut dipusingkan dengan video yang menyebar di jejaring media sosial. Namun, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Garut mengidentifikasi bahwa video itu peristiwa tahun 2019, tetapi baru viral hari ini.
Unggahan video pembawa atribut dugaan NII dengan durasi 2 menit 23 detik di akun youtube parkesit82 viral. Dalam akun ini memperlihatkan tiga pria pembawa atribut berupa bendera dan kaos diduga NII.
Selain itu terdapat kalimat yang diucapkan oleh si pembawa bendera, "kepada seluruh dunia internasional dengan atas nama PBB untuk segera memasuki Negara Islam Indonesia, silahkan welcome-welcome. Kepada yang terhormat PBB gedung putih Amerika Serikat welcome silahkan masuk memasuki Negara Islam Indonesia Madinah Indonesia Madani. Kepada seluruh dunia internasional Imam SM Kartosuwirjo, Khalifah Dunia Bapak Drs Sensen Komara, dan saya Panglima Jendral DITII tiga jenderal DITII NII."
Sementara Bakesbangpol Garut membantah bahwa video itu merupakan video hari ini. Kepala Bakesbangpol Garut menyatakan itu rekaman lama.
"Saya pikir dari data yang diterima itu merupakan rekaman tahun 2019 ketika Sensen (Presiden NII) masih hidup, cuma kita curiga kenapa ketika kasus baiat Sukamentri muncul, itu muncul juga, apakah ini pengalihan isu atau apa tapi kaitan Pasirwangi aparat sudah memproses," ujar Kepala Bakesbangpol Garut Wahyudijaya Rabu (13/10).
Menurutnya, faksi kasus baiat anak dengan faksi kasus pembawa atribut NII jelas berbeda, hal itu dilihat dari anatomi.
"Yang Pasirwangi kecenderungan faksi 'filah' sementara yang kasus baiat anak di Sukamentri adalah terindikasi faksi 'fisabilillah' karena kecenderungan menganggap pemerintah adalah lawan dengan konsep 'thogut'-nya," tutup Wahyu. (Taufiq Hidayah/act)
Load more