“Seiring berjalannya waktu, dalam perkembangannya, anak-anak disabilitas yang sekolah di sini butuh pekerjaan. Akhirnya, kita buatkan kafe untuk tuna netra. Ada juga sentra usaha lainnya untuk disabilitas fisik, ODGJ, dan lainnya di sini,” kata Risma menjelaskan.
Kafe dan sentra usaha itu dapat digunakan sebagai wadah pembelajaran agar para penyandang disabilitas dapat berwirausaha secara mandiri untuk memenuhi kehidupannya sendiri.
Dikatakan Risma, tidak sedikit dari mereka yang kemudian mampu menghasilkan uang justru lebih banyak dibandingkan orang yang bukan penyandang disabilitas. Potensi ini yang coba dibangun oleh Kemensos di setiap sentra, seperti di Sentra “Wyata Guna” di Bandung.
Dalam hal ini, Kemensos terus mendorong kemandirian untuk para penyandang disabilitas, termasuk dalam hal pendidikan, hingga kemandiriannya, melalui sentra-sentra Kemensos yang bersifat multi layanan di seluruh Indonesia.
Load more