Jakarta, tvOnenews.com - Baru-baru ini beredar video Frank Hoogerbeets di media sosial TikTok. Ia mengatakan, Indonesia akan diguncang gempa, terutama wilayah Sulawesi dan Laut Banda.
Di mana diketahui sebelumnya, Frank Hoogerbeets ini sempat viral di media sosial, yang memprediksi gempa Turki bulan Februari 2023 lalu.
Dari pantauan tvOnenews,com, Frank Hoogerbeets mengunggah prediksinya di akun twitter milik pribadinya, yang menyebutkan gempa Turki berkekuatan skala 7,8 magnitudo melanda Turki selatan dan Suriah utara.
"Cepat atau lambat akan ada gempa berkekuatan 7,5 M di wilayah ini (Turki Selatan-Tengah, Yordania, Suriah, Lebanon)," tulis Frank Hoogerbeets di akun twitter-nya, seperti yang dimuat tvOnenews.com, (9/2/2023).
Seusai gempa Turki terjadi, tweetnya menjadi viral. Postingannya sudah dilihat lebih dari 52 juta tampilan dan 73 ribu retweet.
Jika dilihat dari biografi Twitternya, Hoogerbeets menulis bahwa ia adalah seorang peneliti lembaga survei geometri tata surya.
Frank Hoogerbeets memprediksi gempa Turki lewat geometri benda langit di Tata Surya.
Dalam situs webnya, lembaga penelitian ini bertugas memantau geometri antara benda langit yang terkait dengan aktivitas seismik.
Namun untuk diketahui, sampai saat ini pihak tvOnenews.com masih mengkonfirmasi kebeneran berita atau informasi video Frank Hoogerbeets tersebut kepada pihak yang berwajib.
Sementara, prediksi gempa yang akan melanda Sulawesi dan Laut Banda, yang Frank Hoogerbeets infokan beredar di akun TikTok rohimat.vlog, yang dilansir tvOnenews.com, Jumat (3/3/2023) dini hari.
Dalam video viral itu, Frank Hoogerbeets katakan, fluktuasi itu agak kabur dan tidak meyakinkan.
"Fluktuasi yang jauh lebih jelas menandai Pasifik Barat lagi. Dari Kamchatka, Kepulauan Kuril, dan Jepang di Utara... di atas Filipina dan juga menandai Sulawesi, Halmahera, bahkan mungkin Laut Banda, Indonesia," kata Frank Hoogerbeets yang beredar di media sosial TikTok.
Frank Hoogerbeets juga katakan, ini bisa menjadi signifikan untuk tanggal 3 atau 4 Maret.
"Kita menghitung 6 hari tanggal 25, kita akan berakhir sekitar itu. Ini adalah sebuah kemungkinan. Mungkin akan ada fluktuasi tambahan dalam beberapa hari ke depannya. Jika demikian, kami akan terus mengabari anda," ucapnya.
"Sekali lagi, minggu pertama bulan Maret akan sangat kritis. Kita bisa melihat peristiwa seismik besar hingga besar. Ini adalah sesuatu yang harus ekstra waspada," sambungnya menjelaskan.
Sementara itu, sebelumnya diberitakan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menyatakan adanya patahan darat baru.
Menurut dia, patahan baru terjadi karena Indonesia dalam zona subduksi sehinga memungkinkan terjadi pelengkungan atau patahan yang bukan hanya terjadi di laut, melainkan darat.
"Ada 295 patahan di darat. Ini belum semua, karena ada patahan baru di Cianjur, yakni patahan Cugenang," kata Dwikorita secara virtual dalam acara Sekolah Partai PDIP di Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (2/3/2023).
Lebih lanjut ia menjelaskan, akibat dari patahan tersebut akan terjadi peningkatan gempa-gempa di Indonesia dalam satu tahun kedepan. Bahkan, peningkatan akan terjadi dua kali lipat dari sebelumnya.
"Gempa-gempa meningkat sebelumnya 5.000-6.000 dalam setahun terjadi. Sekarang, rata-rata terjadi 10.000 gempa tiap tahun. Artinya signifikan," jelasnya.
Selain itu, Dwikorita mengatakan peningkatan patahan yang mengakibatkan gempa juga terjadi di seluruh dunia. Namun, dia menuturkan Indonesia memiliki kondisi yang berbeda dengan negara lain.
"Kondisi di Indonesia itu ada sesar aktif, yakni Sesar Sumatera (memotong dari utara ke tenggara), Sesar Sulawesi Tengah, Sesar Matano, Sesar Cimandiri, Sesar Opak, Sesar Gorotalo, dan Sesar Yafen," imbuhnya.
Oleh karena itu, Dwikorita mengimbau masyarakat agar belajar dari kejadian gempa bumi di Turki. Menurut dia, dampak patahan yang terjadi di darat itu lebih berbahaya daripada yang berada di laut.
"Jadi, kita harus mewaspadai, belajar dari kejadian Turki. Itu dampaknya patahan yang terjadi di darat lebih berbahaya. Gempa di Turki itu gempa darat. Nah, di Indonesia ada ratusan patahan-patahan tadi," terangya.
Gempa Turki, dikatatakan Dwikorita, terdapat tiga pusat gempa, sehingga bukan disebut gempa susulan.
Dia menerangkan, Indonesia juga terdapat beberapa wilayah yang harus lebih waspada terkait gempa darat tersebut.
"Ini ada warning, kewaspadaan, misalnya di Pulau Lombok. Namun, selisihnya tiga minggu. Kalau di Turki, kan, selisihnya hitungan jam. Maka dari itu, di Lombok kerusakan cukup parah. Ini patahan ada di darat," pungkasnya.
Akan tetapi, dari pantauan tvOnenews.com, di akun twitter pribadi Daryono BMKG, ia mengaku dirinya seismologist.
"Saya seismologist, landasan berpikir bedasarkan konsep empirik yang valid, saya tidak temasuk yang percaya prediksi gempa, saya belum percaya prediksi gempa saat ini. Konsep prediksi gempa banyak tapi yang valid konsisten, akurat belum ada. info prediksi sebagai pesan kesiagaan saja. dalam kontek teori saya skeptis," tulisnya di akun twitternya. (lpk/mii/aag)
Load more