Jakarta, tvOnenews.com - Meski rumah tak begitu hancur akibat insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang. Namun sebagian korban kebakaran tersebut enggan pulang ke rumahnya.
Satu di antara warga yang selamat dari insiden Kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara, Rohayah (53) mengatakan, belum mengetahui sampai kapan akan tinggal di tenda pengungsian.
"Belum tahu. Belum dengar sampai kapan di pengungsian," kata Rohayah (53) saat ditemui tvOnenews di tenda pengungsian PMI, Rabu (8/3/2023).
"Seandainya udah ada batas waktu (pengungsian). Saya pergi kemana. Rumah rusak," lanjutnya.
Rohayah menjelaskan, kondisi rumahnya tak begitu hancur setelah insiden kebakaran itu. Adapun hanya atap rumahnya saja yang hangus terbakar si jago merah.
Meskipun demikian, ia enggan pulang ke rumahnya, karena takut bangunan kediamannya itu roboh. Lebih lanjut, ia menjelaskan, dinding-dinding rumahnya retak-retak diduga karena hawa panas saat api berkobar di sekitaran wilayah kediamannya.
"Kalau kondisi rumah enggak begitu hancur. Tapi walaupun rumah masih utuh. Saya juga takut. Takutnya keruntuhan," ucap Rohayah.
Sepasang mata Rohayah tampak berkaca-kaca saat menceritakan ketidaksanggupannya untuk merenovasi rumah.
Hal itu terkait kondisi perekonomian keluarganya yang tidak berkecukupan. Terlebih, sang suami, Wikaya (56), tidak bekerja karena menderita stroke.
"Saya mikirin ya Allah mau pindah kemana. Kalau diceritain sedih. Masalah ekonomi itu penting sekali," ungkapnya.
"Tidak mampu untuk renovasi rumah. Sedangkan makan sehari-hari aja kurang. Saya mau pulang kemana," lanjutnya.
Tak hanya itu, Rohaya mengaku, dirinya juga memikirkan rumah kedua anaknya, yang juga terdampak insiden nahas itu.
"Sedih. Sedihnya orang tua gimana. Mudah-mudahan Allah kasih jalan yang terbaik," jelasnya.
Sambungnya menyampaikan harapannya, agar pemerintah ataupun pihak PT Pertamina dapat bertanggung jawab atas insiden kebakaran yang mengorbankan harta bendanya.
"Secepatnya deh ada bantuan. Jangan sampai rakyat ini sengsara. Udah kita sengsara keadaan ekonomi, eh kayak gini. Kita mana mau sih ada musibah, siapa yang mau sih," kata Rohayah.
"Tolonglah pihak Pertamina, pihak lain, tolonglah," sambungnya sambil menahan tangis pilu.
Sementara itu, sejak tinggal di tenda pengungsian, Minggu (5/3/2023), Rohaya merasa bersyukur karena mendapat bantuan.
"Alhamdulillah bantuan ada di sini. Sembako, makanan ada. Bantuan tunai belum ada," ucapnya. (rpi/aag)
Load more