Lombok, tvOnenews.com - Kisah masuknya agama Islam di tanah Lombok, tak terlepas dari Kerajaan Majapahit. Bahkan kerejaan Majapahit terlibat dalam penyebaran agama Islam di Lombok.
Namun sebelum masuknya agama Islam di bumi Seleparang, masyarakat Lombok masih menganut kepercayaan anamisme dan dinamisme serta agama Hindu.
"Masuknya Islam ke Lombok itu berdasarkan catatan sejarah di sini. Memang ada beberapa tahapan periode, pendadaran awal, pendadaran dua dan ada pemantapan satu dan dua," ujar Kepala Adat, Jalaludin Azkal kepada tvOne, Minggu (26/3/2023).
Di dalam pendadaran awal, di mana dimulai pada abad ke-13, agama Islam datang pertama kali ke Lombok dari Majapahit. Dibawa orang-orang Majapahit yang baru saja menerima Islam dan baru melakukan pengakuan terhadap agama Islam dar orang-orang Demak.
"Nah, ini lah yang masuk menjadi komunitas orang Sasak Sembalun sekarang. Melahirkan di sana, Islam yang disebut orang islam yang baru berislam dan belum menjalankan syariat agama Islam," ujarnya.
Kemudian, dia ceritakan, bahwa masa periode pertama itu cukup lama, sampai 200 tahun. Kemudian, orang Sasak menerima pemantapan kedua yang dibawa oleh Sunan Perapen dari Jawa Timur.
"Ini yang membawa Islam yang melahirkan komunitas Sasak Islam disebut, tau telu gamma telu, yang berdasarkan termonologi terakhir dari Belanda yakni Islam al-khudlu," ucapnya.
Untuk diketahui, pada awalnya bahasa yang digunakan untuk menyampaikan ajaran Islam dengan bahasa Jawa Kuno. Bahkan kitab-kitab ajaran ditulis dengan bahasa Jawa Kuno.
Namun, proses masuknya agama Islam waktu itu tidak menghilangkan kebiasaan masyarakat. Hal itulah yang membuat alkuturasi Islam dengan budaya setempat.
"Salah satu bentuk alkuturasi bentuk budaya, bahkan asimilisi budaya, itu ada dalam wujud ritual lebaran, budaya lebaran ini tak bias ditinggal," ujar Jalaludin Azkal.
Bahkan dalam peradaban Islam ini, juga masuk alkulturasi Jawa di sini dan tak bisa dinapikan bahwasanya bahasa-bahsa ritual yang digunakan di upacara adat dalam bahasa jawa.
"Jadi masuk itu selain sistem kepercayaan, cara beragama, bahasa, permainan rakyat, kesenian rakyat, kerajinan rakyat, itu jelas dari Jawa," pungkasnya. (aag)
Load more