Sekitar 6 tahun lalu, rumah yang ditempati pria asli Lamongan itu menjadi Ponpes yang memiliki sekitar 50 sampai 100 santri perempuan dan laki-laki. Bahkan para santri itu rata-rata berasal dari luar daerah Kabupaten Mojokerto.
"Asli Lamongan (AM), itu rumah istrinya. Santrinya banyak yang dari luar kota, Sidoarjo, Madura, Gresik dan Lamongan," tegas TW.
Saat ini AM sudah membangun cabang Ponpes di Desa Simbaringin, Kecamatan Kutorejo, tidak jauh dari rumah milik istrinya yang saat ini dijadikan Ponpes pertama kali atau yang disebut pusat.
"Sekarang bangun cabang di Desa sebelah. Sudah ada pondasinya, tapi sekarang masih menempati rumah mertuanya," ucapnya.
TW mengaku sudah mendengar kabar kasus dugaan pencabulan yang dilakukan oleh pimpinan Ponpes tesebut. Bahkan, kata dia, saat ini warga di sekitar Ponpes geram dengan ulah pimpinan pondok yang diduga melakukan pencabulan terhadap santriwatinya tersebut.
"Sangat kecewa, kalau orangnya ada disini ngak tahu jadi apa dia?," tegasnya.
Sementara Kepala Dusun (Kasun) Sampang Desa Sampangagung, Kecamatan Kutorejo, Agus Diyanto menjelaskan, pemilik Ponpes Darul Muttaqin di Jalan Mbah Gepok itu saat ini sedang berurusan dengan pihak kepolisian.
Load more