“Namun pada September 2017 saya menikah dengan perempuan lain. Pasca pernikahan itu saya jarang bertemu langsung dengan terdakwa Nani. Permintaan terdakwa untuk bertemu sering saya tolak. Kami bertemu terakhir di Februari 2021, dia berkeluh kesah saya susah ditemui,” ujar Tomy dalam kesaksiannya saat sidang.
Saksi mengaku dirinya memang belum sempat menyatakan putus hubungan dengan Nani. Tapi usai menikah dirinya menganggap Nani hanyalah teman biasa. Selain itu Tomi membantah jika dirinya pernah memberikan janji menikahi Nani.
Dirinya juga membantah tinggal satu rumah dengan Nani di Kecamatan Piyungan. Meskipun dirinya tahu Nani tinggal disana.
“Saya menduga sate beracun yang ditujukan ke saya karena terdakwa mungkin marah, jengkel dan emosi karena saya susah ditemui,” jelas Tomi yang pada saat pengiriman paket di April lalu sedang bertugas di luar kota.
Saat diminta pendapatnya terkait keterangan ini, Nani mengakui ide mengirimkan sate ini berasal dari Robi yang menyukainya. Dia sakit hati karena ditinggal Tomi menikah. Robi sendiri sampai sekarang masih dicari keberadaanya oleh Polisi.
“Kami pacaran mulai 2017 sampai 2021 kemarin. Memang di awal pacaran saya dijanjikan menikah. Namun selalu ada alasan untuk menundanya, seperti beda agama dan lain sebagainya,” ujar Nani.
Seperti diketahui, kasus sate sianida sempat menghebohkan masyarakat Yogyakarta. Ini berawal dari Bandiman, ayah Naba yang berprofesi sebagai pengemudi ojek online mendapat order dari Nani mengantarkan paket sate ke rumah Tomi di Kasihan Bantul Yogyakarta.
Saat mengirimkan paket sate beracun tersebut diatasnamakan Hamid Pakualaman. Karena Tomi sedang di luar kota maka yang menerima. Karena tidak mengenal pengirim paket makanan tersebut, istri Tomi menolak. Kemudian paket tersebut diberikan ke Bandiman dan langsung dibawa pulang untuk diberikan kepada keluarga.
Load more