“Operational Availability kilang terus ditingkatkan setiap tahunnya melalui program Overhaul, Turn Around dan Rejuvenation (Peremajaan). Peningkatan Keandalan Kilang termasuk peremajaan material dan peralatan dilaksanakan secara bertahap berdasarkan risiko,” ungkap Taufik.
Lebih lanjut, Taufik memaparkan bahwa KPI telah membuat rencana jangka panjang untuk menjaga dan meningkatkan keandalan kilang hingga tahun 2026 dengan total estimasi biaya mencapai USD 2 miliar.
Nicke Widyawati Direktur Utama Pertamina turut menyampaikan bahwa perbaikan secara berkelanjutan ini penting untuk menjaga produksi kilang.
Pascainsiden Balongan di tahun 2021 Pertamina telah melakukan audit oleh internasional auditor, yaitu yang menggunakan International Sustainability Rating System (ISRS) Level 9 yang digunakan oleh global practice.
Nicke menjelaskan bahwa dari rekomendasi dari hasil audit tersebut Pertamina telah melakukan beberapa kegiatan prioritas untuk mencegah terjadinya potensi risiko terbesar di kilang.
“Kita akan terus belajar dari case yang ada juga dari refinery internasional lainnya. Perbaikan terus dilakukan mengingat usia kilang Pertamina. Operational Availability menjadi salah satu kinerja utama kilang karena Pertamina ingin mengurangi impor,” ungkap Nicke.
Load more