Jakarta, tvOnenews.com - Deputi Bidang Geofisika BMKG, Suko Prayitno Adi mengatakan gerhana matahari ini merupakan fenomena alam yang jarang terjadi di Indonesia.
Dia pun menjelaskan bahwa gerhana matahari ini dapat disaksikan tergantung dari lokasi pengamatan karena adanya lengkungan bumi.
“Gerhana matahari cincin terjadi di Samudera Pasifik dan Samudera Hindia sehingga mustahil untuk diamati di Indonesia,” jelasnya, di Pantai Ancol, Jakarta Utara, Kamis (20/4/2023).
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa di Indonesia sendiri mengalami gerhana matahari total pada tahun 2023 ini, namun hanya dapat diamati dari daerah bagian Timur Indonesia.
“Gerhana matahari total melintasi wilayah Indonesia yaitu di Provinsi Maluku, Pulau Kisar; dan Pulau Biak di Papua,” kata dia.
Kendati demikian, Jakarta sendiri mendapatkan kesempatan menyaksikan gerhana matahari parsial atau sebagian.
Sementara, BMKG mengirimkan 32 tim untuk mengamati gerhana matahari yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
“Termasuk tiga tim pusat yang mengamati gerhana matahari di Kabupaten Biak, Pantai Nirmala Biak; Kabupaten Fakfak, Pantai Wambar; dan Jakarta, Pantai Ancol,” ungkapnya.
Sebagai informasi, sejarah gerhana matahari di Indonesia terakhir mengalami gerhana matahari parsial pada 21 Juni 2020 yang dapat disaksikan di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulai Jawa bagian Utara, Pulau Sulawesi, dan Pulau Papua.
Kemudian untuk gerhana matahari cincin terjadi sekitar 4 tahun lalu yakni 26 Desember 2019, dapat disaksikan di Sumatera Utara, Kepulauan Riau (Batam, Pulau Penyengat), Kalimantan Barat (Singkawang).
Gerhana matahari total terkahir kali dialami Indonesia pada 7 tahun lalu atau 9 Maret 2016, dapat diamati dari Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Kalimatan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Maluku Utara.
Terakhir, gerhana matahari hibrida terjadi sekitar 216 tahun yang lalu tepatnya 6 Juni 1807. Saat itu dapat disaksikan di Lampung, Laut Jawa, Nusa Tenggaran Barat, dan Nusa Tenggara Timur. (agr/aag)
Load more