Jakarta, tvOnenews.com - Kebakaran melanda pemukiman nelayan di kawasan Tanah Bolong, Muara Angke, Jakarta Utara pada malam takbiran, Sabtu (22/4/2023). Akibat peristiwa tersebut, sebanyak 219 rumah hangus dilalap si jago merah.
Ketua RW 22, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Bani Sadar mengatakan, setidaknya ada sekitar 800 jiwa yang harus mengungsi di posko.
Ia mengatakan, dari area seluas sekitar 100 x 200 meter itu, terdapat 276 Kartu Keluarga (KK) yang terdampak.
"Disini itu meningkat terus yang mengungsi, mulai dari 135,162 orang sampai hari ini belum di-update lagi berapa," kata Bani saat ditemui tim tvOnenews di posko pengungsian, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (23/4/2023).
Dia menjelaskan, alasan jumlah pengungsi kian bertambah. Sebab, kata dia, saat terjadinya insiden tersebut, terdapat sejumlah warga, bahkan hampir dari setengah jumlah warga di RT tersebut itu sedang melakukan mudik atau kunjungan ke rumah sanak saudara.
"Jadi mereka ini balik, pas rumahnya sudah habis rata dengan tanah, jadi mereka ini juga jadi pengungsi, bertambah disini. Gitu, terus bertambah, sama mereka yang pulang-pulang," jelas Bani.
Namun demikian, meski jumlah pengungsi terus bertambah, Bani menjelaskan, pihaknya telah berupaya untuk memperluas posko pengungsian.
"Kita minta izin sama gedung itu (sebelah posko) buat dijadikan posko pengungsian juga, karena ini kan jumlah nambah terus, nggak cukup kalau disini," terang dia.
"Alhamdulillah diiizin ya, sementara disini dulu korban," sambungnya.
Menurut dia, untuk bantuan makanan dan air minum, serta peralatan tidur hingga saat ini telah tercukupi untuk korban pengungsi.
"Sementara, untuk tinggal disini aja mah ada, ini turun terus bantuan dari Pemerintah, darurat dulu aja," katanya. (rpi)
Load more